kotatuban.com – Mendung dan hujan yang sesekali masih terjadi membuat proses produksi gerabah di Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding dan Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Tuban terganggu. Volume produksi juga menurun hingga 75 persen dibanding saat musim panas (kemarau).
“Mendung masih sering, kadang juga masih hujan,” ujar pengrajin gerabah di Sidorejo, Sriwati (56), Kamis (29/12).
Akibat cuaca yang kurang bersahabat, satu orang pengrajin gerabah yang rata-rata mampu membuat 200 biji gerabah jenis kuali dalam satu hari, sejak musim hujan hanya membuat 50 biji saja. Itu terjadi karena proses pengeringan yang hanya mengandalkan sinar matahari membuat proses pembuatan gerabah semakin lama.
“Kalau kemarau biasanya bikin kuali sampai 200 biji per hari, sekarang paling 50 bji sudah banyak,” terang pengrajin wanita ini.
Sebagai sentra penghasil gerabah, hampir sebagian besar warga di Kelurahan Karang dan Sidorejo menjadi pengrajin gerabah. Gerabah buatan para pengrajin biasanya disetorkan ke pengepul di Sidorejo atau Karang yang lokasinya berdekatan.
Karena kesulitan proses pengeringan banyak pengrajin gerabah yang berhenti sementara sambil menungggu cuaca membaik. Kalaupun tetap berproduksi jumlahnya akan sangat jauh berkurang jika dibanding dengan produksi pada musim kemarau.
“Jemurnya yang susah kalau bikin kebanyakan, bisa-bisa kehujanan, makanya ini bikin 50 biji saja. Kalau udah banyak baru dbakar sebelum dijual.” Imbuh Sriwati.
Sriwati sendiri mengaku tidak bisa fokus membuat gerabah karena kondisi cuaca kurang bersahabat. (kim).