oleh

‎Ansor Siap Tangkal Radikalisasi Agama

image
Workshob Ansor soal deradikalisasi agama

kotatuban.com – Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Tuban, menyatakan siap pasang badang menangkal gerakan-gerakan radikal yang mengatasnamakan agama di Kabupaten Tuban. Ansor Tuban juga siap membantu petugas kepolisian dan TNI untuk memerangi gerakan radikalisme.

Ketua PC GP Ansor Tuban, Syafiq Syauqi, dalam sambutannya di Workshop De-Radikalisasi Agama, yang diadakan GP Ansor Tuban menegaskan kesediannya ini dihadapan Bupati Tuban, PC NU Tuban, Kapolres Tuban, Kodim 0811 Tuban, kader Ansor Tuban, dan segenap undangan yang hadir di gedung Korpri Tuban, Sabtu (19/09).

”Apabila diperlukan, Ansor dan Banser siap membantu penegak hukum dalam menangkal dan mencegah bibit-bibit radikalisasi yang ada di Tuban. Sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku,” ungkapnya.

Menurutnya, workshop deradikalisasi agama ini diadakan untuk memberikan pemahaman kepada peserta ataupun kader Ansor tentang apa itu radikalisasi dalam beragama. Kader Ansor dan Banser berharap bisa mengenali dan melakukan identifikasi bibit-bibit radikal yang ada disekelilingnya.

”Benih radikal sekarang sudah banyak yang bercampur dengan kita, gerakan radikal saat ini juga bekerja secara halus dan bahkan seringkali tidak kita sadari. Dan fungsi kami sebagai gerakan kepemudaan untuk memberikan edukasi kader-kader NU untuk menyadari gerakan radikalisme tersebut,” tandasnya.

Senada juga diungkapkan, Pengurus Wilayah GP Ansor Jawa Timur, Hasan Bisri, juga menyoroti adanya gerakan-gerakan sebenarnya radikal, tapi dengan bungkus dan selubung yang baru.

”Gerakan anti Pancasila tapi tidak radikal, anti NKRI tapi tidak radikal. Ini juga perlu diwaspadai dan sekarang banyak beredar disekitar kita,” kata Hasan Bisri.

Dia mencontohkan, dengan banyaknya selebaran dan buletin yang sebenarnya isinya provokatif dan kerap dibagikan di masjid-masjid usai shalat Jumat. Selain itu gerakan ini juga memanfaatkan media sosial (medsos) dan saluran media yang lain.

”Apabila dibaca itu selebarannya sama, dari pusat sampai ke desa-desa dan berisi provokatif. Itu harus kita waspadai bersama,” pungkasnya. (duc)