kotatuban.com – Kabupaten Tuban menjadi tempat terakir dari 9 tempat yang digunakan untuk kegiatan sosialisasi atau kegiatan pramuktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke 33. Mutamar rencanya akan diselenggarakan di Kabupaten Jombang tanggal 1-5 Agustus 2015 mendatang.
”Ada 9 tempat yang kita gunakan untuk sosialisasi pramuktamar di Jawa Timur, pertama di Banyuwangi dan terahir di Tuban,” terang, Ketua Panitia Muktamar ke-33 NU Saifullah Yusuf, pada kegiatan Harlah NU ke 92 dan pramuktamar NU ke 33 di Alun-alun Tuban, Sabtu (09/05) malam.
Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf, mengatakan persiapan muktamar ke-33 NU pada 1-5 Agustus 2015 di Jombang mendatang telah mencapai lebih dari 75 persen.
”Persiapan-persiapan muktamar di Jombang insya Allah sudah hampir selesai,” ungkap Wakil Gubernur Jatim tersebut.
Menurutnya, peserta muktamar diprediksi mencapai 3.000 orang ditambah 50.000 penggembira. Selain menampung muktamirin (peserta muktamar). Selain itu, empat ponpes sekaligus dijadikan sebagai tempat sidang komisi. Adapun sidang pleno, pembukaan, dan penutupan muktamar digelar di Alun-alun Jombang.
”Semoga Muktamar berjalan tertib dan lancar. Ada tiga sukses yang ingin dihasilkan, yakni sukses hasil, penyelenggaraan, dan NU tetap bisa memelihara dan menjaga Indonesia,” kata Gus Ipul.
Muktamar kali ini membawa tema besar “Meneguhkan Islam Nusantara untuk Membangun Peradaban Islam Indonesia dan Dunia”. Tema ini dipilih karena saat ini dunia Islam sedang prihatin dipicu oleh konflik dan sengketa yang membawa korban jiwa, di antaranya teror ISIS dan pertikaian di Yaman.
”Maka Islam Indonesia diharapkan menjadi inspirasi bagi peradaban dunia. Islam yang kita kenal adalah Rahmatan lil alamiin, Islam jalan tengah, Islam yang mempertemukan agama dengan kultur yang dibangun panjang oleh para ulama dan pendiri bangsa,” ungkapnya.
Oleh karena itu, NU berusaha meyakinkan melalui semua instrumen dan mencoba mengajak masyarakat untuk menjaga situasi yang sudah kondusif. Menurut dia, Indonesia telah menjadi negara yang disepakati oleh para pendiri bangsa.
”NU berusaha untuk mengajak dan meyakinkan pihak-pihak yang belum tuntas keindonesiaannya untuk kita kokohkan menjadi bagian tak terpisahkan dari Indonesia. NU jelas menentang paham-paham yang berbeda, kita ingin memberikan harapan baru tentang persatuan,” pungkasnya. (duc)