kotatuban.com – 20 desa di 8 kecamatan Kabupaten Tuban membutuhkan suplay air bersih, akibat kemarau yang berkepanjangan. Kekeringan ini semakin meluas dibandingkan bulan Agustus lalu kekeringan baru terjadi di 16 desa di tujuh kecamatan.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Gaguk Hariyanto saat dikonfirmasi, Senin (2/9) mengatakan digelomang tiga ada tambahan empat desa yang diasesmen akibat kekurangan air bersih.
“Tambahan empat desa itu yakni Desa Gesikan di Grabagan, Desa Sidokumpul, Kecamatan Parengan dan 2 desa di Jatirogo. Total sudah mencapai 20 desa yang mengalami kekeringan,” ungkap Gaguk
Dari data yang diterima duta 20 desa yang terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini diantaranya, Desa Genaharjo, dan Desa Jadi, Kecamatan Semanding. Kecamatan Grabagan meliputi Desa Grabagan, Ngandong, Waleran, dan Gesikan.
Kecamatan Senori berada di Desa Jatisari, Sendang, Medalem, dan Sidoharjo. Kecamatan Montong ada di Desa Nguluhan, dan Desa Tanggulangin. Dan yang baru terjadi di Kecamatan Jatirogo. Yakni, Desa Jombok, dan Desa Bader.
Sementara di Kecamatan Parengan, terdapat empat desa yang mengalami krisis air bersih merupakan Desa Dagangan, Pacing, Sembung, dan Sidokumpul. Sementara, Kecamatan Rengel ada Desa Punggulrejo. Serta, Kecamatan Kerek berada di Desa Gaji.
Lebih lanjut Gaguk mengatakan pihaknya tiap hari mengerahkan dua unit armada yang disebar disejumlah titik untuk memenuhi ketersediaan air bersih warga yang terdampak kemarau.
“Untuk mensuplai kebutuhan air bersih kepada warga, saat ini kami masih memaksimalkan 2 unit truk tangki,” ungkapnya.
Meski telah mensuplai kebutuhan air bersih, pihaknya mengatakan harus lebih memaksimalkan armada agar kebutuhan air bersih dapat terpenuhi, jika kekurangan armada pihaknya akan menyewa armada agar mampu mensupplai air kepada masyarakat secara maksimal.
“Kalau desa yang mengalami kekeringan kian meluas. Dengan jumlah armada yang kita miliki tidak mencukupi, maka akan kita gunakan anggaran untuk menyewa armada lain,” tandasnya.
Kondisi ini masih dimungkinkan adanya penambahan desa terdampak, mengingat beberapa wilayah telah mengajukan untuk dilakukan pendistribusian air bersih. Namun, usulan dari masyarakat melalui desa maupun kecamatan tentunya masih perlu asesmen dan survey di lapangan.
“Kalau hasilnya asesmen nanti layak untuk dilakukan dropping akan kami lakukan pada gelombang selanjutnya,” pungkasnya. (rto)