
kotatuban.com – Program bank sampah yang dikembangkan warga Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban ternyata juga bernilai ekonomis. Program yang dimulai sejak 2014 lalu itu kini sudah mendapatkan saldo Rp62 juta lebih.
Pada awalnya program bank sampah yang memiliki anggota 20 orang itu kini bertambah menjadi 80 orang. Semula pengelolaan sampah ini dilakukan dengan membuat arisan ibu-ibu di desa yang berbatasan dengan Cepu, Jawa Tengah itu.
Menurut Koordinator Bank Sampah Delima, Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Supriyati, setiap menggelar acara arisan, anggotanya membawa sampah non organik dari rumah mereka. Sampah-sampah non organik itu oleh kelompok dijual ekmbali dan sebagian dibuat berbagai bahan yang bernilai guna. Hasil dari penjualan sampah itu menjadi tabungan bagi masing-masing anggota.
“Kesepakatan anggota kelompok, tanbungan itu dibagi saat lebaran. Paling sedikit mendapatkan Rp 180.000, bahkan ada yang dapat Rp 10 juta, ya tinggal melihat seberapa banyak sampah yang bisa dikumpulkan,” tutur Supriyati.
Jumlah sampah yang dikumpulkan juga bertambah banyak. Semula rata-rata ada 70 kg sampah yang terkumpul setiap minggunya. “Dalam bulan ini sudah ada 4 kwintal sampah ,” tuturnya.
Keberhasilan pengelolaan sampah ini juga mendapat perhatian dari Field Manager Pertamina EP Asset 4 Cepu, Wresniwiro. Diharapkan kelompok bank sampah ini dapat mandiri dan menjadi contoh dan pendorong kelompok lain yang menjadi binaan Pertamina EP. (oso)