kotatuban.com – Pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) diduga sebagai pemicu perusakaan APK milik Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati (Cabup-Cawabup)Tuban. Bahkan, gambar salah stau paslon malah ditutup dengan kertas yang bertuliskan BOIKOT PILKADA. Seperti yang terjadi di Kelurahan Gedongombo dan di Desa Bejagung, keduanya di wilayah Kecamatan Semanding.
Di Kelurahan Gedongombo, spanduk milik paslon cabup-cawabup Zakky Mahbub – Dwi Susiatin Budiharti (Zadit) yang ditempelkan di tembok pagar eks pabrik kapur itu gambar paslon nomnor 2 ditutup dengan kertas yang bertuliskan BOIKOT PILKADA. Sementara spanduk milik paslon Hudanoor, nomor 1 tidak tampak terpasang.
Di Desa Bejagung, spanduk milik paslon nomor 2 yang dipasang tidak lebih dari dua meter di atas tanah itu juga ditempel kertas dengan tulisan yang sama. Sementar spanduk milik paslon patahan, Hudanoor bersih dari ulah tangan jahil. Karena memasangnya lebih tinggi sehingga tidak mudah dijangkau. Selain tulisan ajakan BOIKOT PILKADA dengan hurf kapital itu juga diserukan, bahwa, “Pilkada tidak merubah apapun termasuk anda”.
Menurut sejumlah warga, tulisan provokasi itu sudah ada sejak kemarin. Namun, tidak diketahui siapa yang memasangnya. “Karena mudah dijangkau itu sehingga gambar cabup-cawabup ditutup dengan tulisan itu,” jelas sejumlah warga sekitar.
Ketua Panitia Pemungutan Suara Kecamatan Semanding, Suaib menjelaskan, pihaknya bersama dengan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Semanding telah melakukan inventarisir masalah itu.
“Kami akan laporkan secepatnya ke KPU masalah ini. Untuk sementara yang kami ketahui ada di dua titik, yaknbi di Bejagung dan Gedongombo,” terang Suaib, Rabu (07/10).
Sementara itu Ketua Panwaskab Tuban. Sulamul Hadi telah meminta semua PPK untuk melakukan inventarisir APK di wilayahnya masing-masing. Sebab, pihaknya menduga tidak hanya di Kecamatan Semandinbg saja, tapi, di wilayah lain dikhawatirkan terjadi hal yang serupa.
“Kami telah minta semua PPK untuk melakukan investigasi APK, apakah masih utuh atau rusak, termasuk yang dicoret-coret,” tutur Sulamul Hadi. (yit)