kotatuban.com-Menjelang lebaran idul fitri 1437 Hijriyah, omzet jasa sol sepatu dan sandal naik hingga 3 kali lipat dibanding hari biasa. Kenaikkan tersebut disebabkan banyak warga yang memperbaiki sepatu atau sandal untuk lebaran, maupun warga yang sengaja menjahitkan sepatu atau sandal baru mereka agar lebih awet.
Hal itu itu, dirasakan sejumlah tukang sol sepatu dan sandal yang menempati kawasan jalan Gajahmada, Tuban. Para jasa sol dan jahit sepatu ini kebanjiran order sejak sepekan terakhir.
Sholikin (50), seorang tukang sol sepatu mengaku, menjelang lebaran ini, dalam sehari warga yang datang untuk menjahitkan sepatu atau sandal kepadanya lebih dari 30 orang.
“Sehari bisa sampai puluhan orang, sampai sore ini saja sudah ada 25 orang,” kata Sholikin, Jumat (01/07).
Bahkan kata pria yang mangkal di tepi jalan Gajahmada, depan Pasar Baru Tuban itu mengungkapkan, banyaknya warga yang menggunakan jasa tukang sol sepatu dan sandal, membuatnya kewalahan. Ia pun terpaksa menampung dan membawa pulang setiap orderan yang datang untuk dikerjakan di rumah.
“Kadang ya dibawa plang, soalnya dikerjakan di tempat gak selesai, kan jam 16.00 sudah tutup,” ungkapnya.
Jika dkerjakan di lokasi Sholikin mangkal, dalam sehari rata-rata hanya mampu mengerjakan antara 15 sampai 20 pasang sandal atu sepatu. Saking banyaknya orderan kadang konsumen harus menunggu esok harinya untuk mengambil sandal atau sepatu yang sudah dikerjakan Sholikin.
“Ya kalau gak selesai sudah sore dibawa pulang, dan diambil pemiliknya besok di sini,” terang pria berkumis tebal itu sambil mengerjakan jahit sepatu milik pelanggannya.
Banyaknya warga yang menjahit sepatu atau sandal untuk keperluan lebaran, membuat pendapatan tukang sol meningkat rata-rata Rp300 ribu sampai Rp400 ribu perhari. Dengan besaran ongkos setiap pasang sandal Rp10.000 sampai Rp15.000. sementara Rp15 sampai Rp20.000 untuk sepasang sepatu.
“Tergantung tingkat kesulitan, kadang kalau udah jebol gitu ya agak mahal, kalau sepatu baru atau sandal baru lebih murah soalnya tinggal jahit saja,” katanya.
Sementara itu, Ela seorang konsumen mengaku sengaja menjahitkan sandalnya yang baru dibeli agar lebih awet dan bebas jebol.
“Biar lebih kuat saja, maklum sandal sekarang itu bentuknya bagus tapi tidak terlalu kuat,” kata perempuan itu. (kim)