kotatuban.com – Hingar bingar peringatan 17 Agustus meminta korban jiwa. Prapto (27), warga Dusun Tlogo, Desa, Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding tewas terkapar akibat pengeroyokan saat pentas dangdut Agustusan di Dusun Wire, Kelurahan Gedungombo, Kecamatan Semanding, Sabtu (03/09) malam. Hingga saat ini, anggota Polres Tuban masih memburu para pelaku penganiayaan yang berujung korban meninggal dunia..
“Kita masih menyelidiki dan mencari pelaku penganiayaan yang menyebabkan satu korban meninggal dunia,” terang Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Suharta, Senin, (05/09).
Peristiwa yang membuat gempar warga sekitar terjadi Sabtu malam kemarin, (03/09), sekitar pukul 22.15 Wib. Saat itu, di depan rumah Suroso (40), Kelurahan Gedungombo ada panggung pentas seni.
Selanjutnya, pada saat pentas seni baru mulai tiba – tiba di belakang panggung ada perkelahian antara korban dengan orang yang tidak dikenal. Mengetahui adanya perkelahian, petugas keamanan dari Polsek dan Koramil Semanding berusaha melerai.
Tetapi usaha petugas keamanan tidak berhasil dikarena mereka lari ke arah selatan dari belakang panggung. Setelah itu, pertunjukan pentas seni yang mengundang artis tetap berjalan sesui jadwal yang ada.
Tak lama pentas seni mulai, dikabarkan korban tergelatek dengan kondisi bersimbah darah dan sudah tidak bernyawa. Selain itu, kondisi tubuh korban berlumuran darah dan juga ditemukan beberapa luka serius di bagian tubuhnya.
“Modus perkelahian tersebut belum diketahu, karena proses penyelidikan masih berjalan,” jelas AKP Suharta.
Mengetahui korban sudah meninggal dunia, petugas langsung membawa jenazah korban ke kamar jenazah rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Koesma Tuban. (yit)