oleh

83% UMKM BUTUH PENDANAAN UNTUK KEBUTUHAN MENDADAK

 

Pada hari ini, 10/03/2022, sedang dilangsungkan webinar nasional yang diadakan oleh UI Consulting bekerjasama dengan Pegadaian. Topik webinar berfokus pada tantangan ketahanan keuangan dengan berfokuskan pada CERDIK LEWATI MASA SULIT. Webinar ini membahas terkait strategi pendanaan untuk kebutuhan mendadak bagi UMKM. Acara dibuka oleh direktur utama UI Consulting Bapak Fakhrudin, M.Si, Psi dan Bapak Mufri Yandi selaku Senior Vice President Div Mikro PT Pegadaian yang membahas terkait kerjasama yang terlaksana antara UI Consulting dengan Pegadaian dalam menciptakan sebuah kajian ilmiah yang bertajuk solusi strategi pendanaan bagi kebutuhan dana mendadak UMKM.  

Beberapa pembicara yang hadir antara lain Manuel Andi, S.E, M.Sc sebagai ketua peneliti UI Consulting dan Dr. Onny Noyorono, MIA, MA (direktur jasa keuangan dan BUMN Bappenas RI) sebagai penanggap diskusi. Selain itu beberapa UMKM seperti Sahawood yang diwakili oleh M. Theo dan Bayola.id yang diwakili Mardiah Aldila berbagi pengalaman terkait strategi pendanaan kebutuhan mendadak yang sudah dilakukan bagi usaha mereka. Acara ini dimoderatori oleh Hapsari Setyowardhani, S.E, MM selaku dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI.

Manuel Andi, S.E, M.Sc menjelaskan hasil temuan riset yang telah dilakukan oleh Daya Makara UI terkait akses pendanaan yang masih menjadi isu bagi UMKM dalam mengembangkan usahanya. Berfokus kepada aspek pendanaan mendadak, penelitian Daya Makara UI menemukan hasil empiris bahwa 83% dari UMKM pernah mengalami kebutuhan pendanaan untuk kebutuhan mendadak. Pendanaan untuk kebutuhan mendadak pada umumnya dibutuhkan UMKM untuk menjaga kondisi arus kas (cashflow) agar usaha dapat memenuhi dinamika yang terjadi dalam operasional usaha. Tipe kebutuhan ini ternyata dialami cukup sering oleh UMKM, dengan lebih dari 30% UMKM mengalami kebutuhan pendanaan mendadak di atas 3 kali dalam setahun. Meskipun demikian, kebutuhan pendanaan mendadak ternyata memiliki nilai nominal yang tidak besar, berkisar antara 1-10 juta, dengan proporsi tertinggi pada kisaran 2-5 juta.

Terkait sumber eksternal untuk pendanaan mendadak, penelitian menemukan bahwa opsi Keluarga/Teman dan opsi pinjaman dengan sistem gadai dari Pegadaian menjadi yang paling dominan digunakan oleh responden. Kedua solusi ini sesuai dengan karakteristik kebutuhan pendanaan mendadak, terutama terkait kemudahan administrasi, kecepatan administrasi, serta tenor pembayaran pinjaman yang singkat. Adapun opsi Kredit Usaha Rakyat (KUR), lebih digunakan untuk kebutuhan pengembangan usaha, dengan karakteristik nilai nominal pinjaman yang besar dan tenor pinjaman yang lebih lama.

Hasil empiris penelitian mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak. Mardiah Aldilla, UMKM dengan brand bayola.id, mengonfirmasi temuan empiris terkait kesulitan usaha untuk mencari sumber pendanaan mendadak, terutama dalam kasus adanya pesanan dalam jumlah besar. Waktu yang sempit untuk mengamankan pendanaan eksternal membuat bayola.id cenderung lebih mengutamakan sumber lain ketimbang skema-skema pinjaman berbasis perbankan, akibat waktu pemrosesan yang relatif lama untuk jenis kebutuhan pendanaan mendadak untuk UMKM.

Turut menanggapi hasil penelitian ini adalah Drs Florentinus Kristiartono MM selaku Kepala Sub Bidang Jasa Keuangan Konvensional, yang mengonfirmasi bahwa masih adanya gap antara perbankan nasional dan UMKM, terutama untuk kebutuhan pendanaan mendadak seperti yang dialami oleh UMKM. Namun demikian, Drs Florentinus Kristiartono juga menjelaskan bahwa Pemerintah sedang aktif melakukan penyesuaian terkait kredit program, terutama untuk program KUR, dengan melakukan diversifikasi produk KUR dengan ketentuan yang berbeda untuk semakin dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat pada umumnya dan UMKM pada khususnya. 

Beberapa peserta UMKM menanyakan pertanyaan yang cukup menarik yang berkisar pada cara mendapatkan dana mendadak, dana maksimal yang bisa didapatkan oleh UMKM mikro hingga jumlah dana darurat ideal bagi UMKM. Keseluruhan pertanyaan ini dijawab dengan baik oleh beberapa pembicara yang hadir. Hal ini menandakan banyak UMKM masih belum mengerti cara mendapatkan dana darurat tersebut hingga dana maksimal yang bisa didapatkan. Sosialisasi oleh lembaga keuangan terkait hal tesebut perlu dimasifkan agar semua UMKM mampu mendapatkan informasi terkait dengan strategi pendanaan jangka pendek. Salah satunya adalah fitur pembiayaan jangka pendek dari Pegadaian. Adapun disampaikan oleh Pegadaian melalui Kepala Depertement Mikro Kecil PT Pegadaian Bapak Bambang Heru, saat ini pegadaian pun telah memiliki produk guna membantu masyarakat dengan jangka waktu yang lebih fleksibel dan sewa modal yang kompettitif yaitu Gadai Harian, dimana untuk uang pinjaman 1 juta masyarakat hanya membayar sewa modal sebesar 900 rupiah saja yang menjadikan seebagai pilihan kepada masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan mendadak dengan tenor jangka pendek.

Selain itu, UMKM juga menanyakan kehadiran dana murah dari pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan jangka pendek Mengingat banyak dari mereka kesulitan mengakses kebutuhan pendanaan tersebut. Kedepannya diharapkan hadirnya sinergi dari pemerintah beserta lembaga pembiayaan ultra mikro, khususnya Pegadaian, dapat menciptakan dana murah yang bisa diakses dengan mudah guna pemenuhan kebutuhan pendanaan jangka pendek bagi UMKM.

Acara ini dihadiri lebih dari 500 UMKM dari lebih dari 1000 pendaftar, perwakilan pemerintah serta perwakilan lembaga pembiayaan dan swasta. UMKM pada umumnya mengonfirmasi kesulitan terkait akses pendanaan untuk kebutuhan mendadak dan menyatakan aspirasi untuk semakin diadakannya program-program yang dapat membantu UMKM dalam memenuhi kebutuhan pendanaan mendadak.