kotatuban.com – Curah hujan tinggi di daerah hulu membuat debit air Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Tuban terus meningkat. Sungai terpanjang di Pulau Jawa itu, kini berstatus siaga kuning atau siaga dua. Ketinggian air mencapai 14.29 peilscall per pukul 16:00 WIB Kamis(25/ 02) sore.
Meski kondisi air bengawan naik tidak membuat warga panik. Warga yang tinggal di bantaran sungai mengaku sudah terbiasa. Dibantu petugas, warga hanya melakukan patroli rutin untuk memantau pergerakan air sepanjang aliran sungai.
“Sebagai antisipasi kita patroli ke desa-desa yang kena luapan, saat ini air terus naik, tapi belum masuk pemukiman hanya menggenangi areal persawahan saja,” jelas IPTU Edy Purnomo, Waka Polsek Rengel, Kamis (25/02).
Meski posisi air sudah mengkhawatirkan, namun, warga sekitar tidak merasa resah. Mereka juga tidak memiliki persiapan khusus jika banjir merendam pemukiman. Aktifitas warga bahkan tetap normal seperti hari biasa. Bahkan, beberapa warga tetap berperahu untuk menyeberangi sungai.
“Sejak tadi malam, kondisinya terus meningkat, nggak ada antisipasi, sebab banjir sudah menjadi hal biasa yang harus dihadapi setiap tahun. Mau bagaimana lagi memang rumah kita dekat sungai,” ujar Hargo Utomo (42) warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Tuban.
Desa Ngadirejo merupakan salah satu daerah terdampak luapan Bengawan Solo. Banjir hampir terjadi setiap tahun. Bahkan, selama musim penghujan bisa tiga sampai empat kali kebanjiran. (yit)