kotatuban.com-Tingginya permukaan air Bengawan Solo sejak dua pekan terakhir ini berimbas pada kenaikkan harga pasir. Sebab, proses penambangan pasir bahan baku bangunan semakin sulit dilakukan oleh para penambang. Akibatnya persediaan pasir tambangpun mengalami penurunan dan harganya semakin melambung.
Sunardi (47), salah seorang pedagang pasir bahan bangunan warga Dusun Embong, Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban mengungkapkan, kenaikan harga pasir mencapai dua kali lipat dari harga sebelumnya. Sulitnya proses pengangkatan pasir dari Bengawan Solo, saat debit air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu meningkat, menjadi alasan utama naiknya harga jual pasir.
“Di musim kemarau, harga normal rata-rata Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu, kalau musim seperti ini harganya bisa mencapai Rp 600 ribu sampai Rp 650 ribu satu truck besar. Kalau engkel sekitar Rp500 ribu,” terang Sunardi, Senin (4/5) di tepi Bengawan Solo sambil mengawasi penambang bekerja.
Sunardi menjelaskan, sebagian pasir yang dijualnya saat ini merupakan hasil penambangan secara tradisional warga sekitar bantaran Bengawan Solo musim kemarau lalu. Pasir itu sebelumnya tidak laku lantaran banyak pemilik dump truk yang membeli langsung dari petambang di bengawan saat sungai mengering.
“Ini pasir lama mas, saat kemarau menambang lebih gampang, harga pasir saat itu juga murah. Kalau mahalnya pasir sekarang selain faktor cuaca, juga kualitas pasir yang cukup baik, biasanya yang kasar itu semakin mahal,” papar pedagang pasir itu.
Rupanya, berkah kenaikan harga jual pasir untuk bangunan tidak hanya dinikmati para penjual pasir, kuli muat pasir juga turut kecipratan berkah mahalnya harga selama lebih dari sepekan ini .
Salah satunya adalah Ghofur warga Desa Simo, pemuda 26 tahun yang menjadi tenaga muat pasir itu mengaku senang, lantaran ongkos tenaga muat juga naik dari harga sebelumnya hanya Rp10.000 hingga Rp15.000 menjadi Rp25.000 hingga Rp30.000 per sekali muat.
“Biasanya Rp10 ribu sampai Rp15 ribu saja, sekarang ongkosnya sampai Rp 25 ribu,” katanya.
Dari aktifitasnya itu, Gofar dapat mengumpulkan uang sebesar Rp100.000 hingga Rp150.000 dalam sehari, tergantung berapa kali melakukan mumat pasir ke atas truk. (kim)