Antisipasi Banjir, Bupati Launcing TSB dan Tanam Rumput Vertifer

Kotatuban.com – Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, melaksanakan launching pembentukan Taman Siaga Bencana (TSB) dan melaksanakan penanaman rumput vertifier di Desa Cengkong Kecamatan Parengan, Rabu (15/12/2021).

Mas Bupati menanam rumput Vertifier di pinggir kali kening yang melintasi Desa Cengkong Kecamatan Parengan, dan dilanjutkan dengan launching TSB. Di akhir acara, Mas Bupati juga berdialog langsung dengan warga dan mendengar keluh kesah mereka mengenai banjir yang sering melanda desa akibat luapan sungai Kali Kening.

Usai acara, Mas Bupati Bupati mengatakan, penanaman rumput Vertifier dilakukan di bantaran kali kening sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya tanah longsor di daerah tersebut. Selain jenis rumput tersebut memiliki akar yang kuat, masyarakat setempat bisa memanfaatkannya sebagai pakan ternak. “Ini selain untuk menjaga agar tanah tidak longsor, rumput disini juga bisa dijual sehingga bisa menambah nilai ekonomi masyarakat,” ucap Mas Bupati.

Adapun untuk Taman Siaga Bencana (TSB), Mas Bupati sangat mengapresiasi kreatifitas dari Tagana desa setempat dengan pemuda desa dan juga Pemdes. Ia berharap, ke depan akan muncul TSB lainnya di desa lain sehingga dapat menjadi sarana edukasi dan rekreasi bagi masyarakat. Mas Bupati juga menambahkan, tersedianya bibit pohon untuk penghijauan di area TSB adalah bentuk kesiapsiagaan masyarakat untuk menanam pohon demi melestarikan dan menyelamatkan lingkungan. ” Yang terpenting adalah bisa meminimalisir terjadinya banjir, dan menjadi ladang ekonomi baru,” terangnya.

Adapun penanaman rumput vetifier dilaksanakan di bantaran kali kening oleh Mas Bupati bersama 300 orang anggota gabungan dari Tagana Kabupaten Tuban, karang taruna dan masyarakat desa cengkong.

Lebih lanjut, Mas Lindra menegaskan Pemkab Tuban telah melakukan mitigasi bencana hidrometeorologi. Selanjutnya, Pemkab siap untuk bersinergi dengan relawan Tagana dalam penanganan bencana hidrometeorologi, salah satunya adalah banjir. Relawan Tagana yang menyebar hingga ke tingkat desa dinilai mampu untuk membantu Pemkab dalam menangani bencana termasuk bencana banjir.

“Saya apresiasi relawan Tagana Kabupaten Tuban dibawah binaan Dinas Sosial P3A yang telah mampu membuat program penanganan banjir yang melibatkan Pemdes dan masyarakat desa secara langsung,” terangnya.

Mas Lindra menjelaskan, saat ini Pemkab Tuban tengah fokus dalam penanganan banjir, mulai dari melakukan penanaman pohon, normalisasi sungai, hingga pembuatan waduk skala besar. Selain itu, juga telah berkoordinasi dengan Balai Besar DAS Bengawan Solo untuk pengaturan pintu air. “Selama ini yang terjadi kalau musim hujan dibuka, kalau musim kemarau di tutup, nah ini merugikan masyarakat kita. Jadi, kami langsung komunikasi ini dengan pihak DAS Bengawan Solo,” jelentrehnya.

Mas Indra meyakinkan, sinergitas yang terbangun antara Pemkab Tuban dengan semua pihak akan mampu mengatasi banjir di kabupaten Tuban. Mas Lindra juga terus menyerukan agar masyarakat Tuban mulai menanam pohon. Penghijauan menjadi cara untuk mengatasi perkara banjir di kabupaten Tuban yang tidak bisa ditawar. Mas Bupati juga meyakinkan, beberapa masukan dari masyarakat juga akan ditindaklanjuti seperti permohonan untuk dibangunkan bronjong di bantaran kali kening. “Keluhan kami tampung dan  akan segera diselesaikan, harus cepat dan tepat. Jangan menunggu lama,” pungkas Mas Bupati.

Sementara itu kepala Desa Cengkong Kecamatan Parengan Edi Sanjani mengungkapkan awal mula ide untuk menanam rumput Vertifier serta membangun taman siaga bencana adalah karena keresahan yang dirasakan oleh warga setempat terkait longsor yang terjadi di sekitaran bantaran kali kening.

Akhirnya, Pemdes bersama tagana kabupaten Tuban melaksanakan penghijauan di kawasan embung desa. Selanjutnya, embung dijadikan kolam pemancingan yang asri dan bersih agar bisa menarik wisatawan, sehingga memiliki dampak ekonomi bagi masyarakat. Begitu pun dengan rumput Vertifier yang ditanam, selain untuk pakan ternak, juga bisa menjadi bahan kerajinan yang bisa dijual. “Karena kegelisahan itu, membuat kami memiliki ide untuk berkolaborasi dengan Tagana Desa dan membuat ini semua,” kata Edi. (duc)

Comments are closed.