kotatuban.com – Warga sejumlah desa di Kecamatan Rengel, mulai ungsikan hewan ternak mereka menyusukl ketinggian air luapan sungai Bengawan Solo terus meningkat. Mereka membawa ternak mereka menuju pengungsian yang sudah disiapkan oleh otoritas penangglangan bencana di lapangan stadion Kecamatan Rengel.
Warga ini sebelumnya masih enggan mengungsi, karena air bagi mereka masih cukup aman. Namun, sejak kemarin warga mulai membawa sapi maupun kambing mereka untuk diselamatkan.
Yasir, pengungsi asal Ngadirejo, yang sedang mengungsikan ternaknya mengatakan, sebenarnya masih ingin tinggal di rumah demi menjaga harta berharga mereka. Namun, jika ternak mereka ditinggal dipengungsian dia takut tidak ada yang mengurus hewan miliknya itu.
“Ya ngungsi Mas, kasihan kambing ini nanti, di dalam rumah banjir sudah sepinggang,” terang Yasir, sambil menggendong kambingnya menyeberangi banjir, Jumat (02/12).
Tidak hanya kambing, warga juga membawa sapi milik mereka, menerjang banjir di atas jalan raya yang tingginya mencapai dada orang dewasa. Sapi-sapi ini juga akan diamankan di lapangan Kecamatan Rengel yang lebih tinggi.
“Kalau sapi masih bisa jalan Mas, kalau kambing terpaksa digendong,” imbuh Yasir.
Hingga hari ini, beum terlihat tanda-tanda banjir akan surut, bahkan tinggi muka air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu terpantau terus meningkat, karena daerah hulu masih hujan.
Seperti diketahui, di Kecamatan Rengel saja, banjir merendam sedikitnya 12 desa, beberapa desa diantaranya sudah terisolir karena akses dari dan menuju desa tersebut sangat terbatas. Daerah yang sudah terisolir diantaranya desa Kanorejo, Tambakrejo, dan Ngadirejo. (kim)