kotatuban.com – Baru menggeliat mempersiapkan tim menuju Divisi Utama, Persatu terpaksa dibekukan
Pembekuan tim yang baru terbentuk itu merupakan imbas keputusan dihentikannya kompetisi sepak bola musim 2015 oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) karena dibekukan Menteri Pemuda dan Olahra (Menpora) Imam Nahrowi.
Karena tidak ada kejelasan sampai kapan kompetisi dilanjutkan, managemen Persatu terpaksa membubarkan kesebelasan ini untuk sementara waktu. Serta belum memastikan kapan tim yang menjadi juara Liga Nusantara ini dibentuk kembali.
”Iya untuk Persatu kita bubarkan, belum tahu sampai kapan. Semua kewajiban sudah kita berikan kepada pemain dan pelatih sebelum dibubarkan,” tandas Manager Persatu, Fahmi Fikroni, Selasa (5/5).
Bahkan, akibat keputusan Menpora tersebut Persatu Tuban merugi tidak kurang dari 900 juta rupiah. Dana tersebut untuk pengeluaran klub yang sebelumnya menjadi juara liga Nusantara untuk mempersiapkan kompetisi di Divisi Utama 2015.
”Untuk persiapan saja kita sudah merugi sekitar 800 sampai 900 juta rupiah,” jelas Fahmi Fikroni.
Menurutnya, dana tersebut dipergunakan untuk membayar gaji pemain, pelatih, perbaikan infrastruktur, serta beberapa kebutuhan persiapan yang lain. Yang lebih mengecewakan baik untuk menjemen maupun pemain karena musim ini semestinya menjadi kali pertama bagi Persatu Tuban untuk berlaga di Divisi Utama. Setelah sekian puluh tahun terpuruk.
”Sangat disayangkan kompetisi ini dihentikan karena ada persoalan di dunia sepak bola nasional, imbasnya adalah klub-klub di tanah air termasuk Persatu,” kata Roni, sapaan akrab manager Persatu itu.
Persatu berharap permasalahan yang terjadi antara PSSI dan Menpora segera ada penyelesaian. Supaya klub-klub yang ada di tanah air tidak dirugikan karena biaya dan persiapan yang tidak sedikit. Selain itu, klub-klub dapat berlaga kembali. (duc)