oleh

Belasan Warga Tuban Jadi Jamaah Dimas Kanjeng Taat Pribadi

Mujiatin warga Desa Klotok, Plumpang, salah satu pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi

kotatuban.com – Belasan warga Kabupaten Tuban, tepatnya warga Desa Klotok, Kecamatan Plumpang menjadi pengikut padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, yang berada di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. 

Salah satu pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi asal Desa Klotok Mujiatin (54) mengungkapkan bahwa dirinya dengan beberapa warga Desa Klotok lainnya bergabung dengan jamaah Dimas Kanjeng Pribadi sejak tahun 2013 lalu.

”Saya ikut jamaah di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi sejak tahun 2013 lalu, karena saat itu diajak oleh salah satu tetangga,” tutur Mujiatin, Jumat (07/10).

Namun, saat ini Mujiatin hanya bisa pasrah lantaran telah menyetor uang mahar pada beberapa tahun silam, yang akan digandakan oleh Taat Pribadi. Tetapi uang yang dijanjikan Taat Pribadi tidak kunjung ditepati. Bahkan, saat ini barang berharga milik keluarga Mujiatin itu ludes habis dijual yang uangnya digunakan untuk mahar.

”Tetangga saya sudah ada yang menjual sawah untuk disetor dan termasuk saya menjual barang berharga. Kalau dihitung yang ikut ada belasan,” terang, Mujiatin yang tinggal di RT 12 RW 06 Desa Klotok.

Mujiatin mengaku dari padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi diberi beberapa barang. Diantaranya cincin batu, rompi berwarna doreng yang bertuliskan Garda Padepokan Singgasana Kraton. Selain itu, juga diberikan id card santri padepokan Dimas Kanjeng Taat pribadi (PDKTP) dengan nomor seri A51106. 

”Juga diberi kalender dan gelang dari bahan benang, tapi sudah saya bakar. Tetapi ada air putih sebotol yang masih utuh dari pedepokan, air itu disuruh meminumnya tapi saya tidak minum,” nelas Mujiatin sambil menunjukan beberapa identitas dari padepokan tersebut.

Mujiatin menjelaskan awal mula bergabung di padepokan Taat Pribadi, ia bersama suaminya ikut bergabung dalam jamaah istigosah yang ada di desanya. Selanjutnya, suami dari Mujiatin bersama rombongan jamaah diajak ke padepokan Taat Pribadi selama berbulan-bulan.

”Setelah kasus itu terbongkar, suami saya baru pulang mau ke rumah. Dan suami saya sudah menjual seperangkat alat sondsystem untuk kegiatan di padepokan sana,” pungkasnya. (duc)