kotatuban.com – Status ketinggian air Bengawan Solo di papan pantau Bojonegoro masih dalam katagori aman, yakni di bawah 6,5 phiscal. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, Joko Ludiono.
”Kami akan tetapkan status siaga satu jika ketinggian permukaan air sudah lewat 6,5 phiscale. Saat ini masih aman,” jelas Joko Ludiono, Jumat (18/12)
Menurutnya, beberapa waktu yang lalu tinggi permukaan air terpanjang di Jawa itu memang sempat dilaporkan naik tajam. Informasi dari UPT Pengelolaan Sumber Daya Air wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, ketinggan air sempat menyentuh angka 7,92 phiscal.
”Namun, ketinggian air tersebut berangsur turun karena intensitas hujan di daerah hulu dan sepanjang DAS Bengawan Solo juga menurun,” ungkapnya.
Joko Ludiyono sendiri memprediksi, hingga memasuki Januari 2016 tinggi permukaan air Bengawan Solo masih relatif aman. Curah hujan selama musim penghujan 2015-2016, berdasar perhitungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tidak terlalu tinggi dibanding musim penghujan sebelumnya. Rentang waktu Desember 2015 – Januari 2016, curah hujan tertinggi diprediksi tidak sampai menyentuh angka 500 mm.
Lebih lanjut Joko mengatakan, puncak musim penghujan pun, awal Januari 2016, curah hujan masih berkisar 200 – 300 mm, dengan durasi yang juga lebih pendek dibanding musim penghujan sebelumnya.
”Tapi warga yang tinggal dibantaran Bengawan Solo tetap harus siaga. Sebab intensitas hujan di daerah hulu selalu lebih tinggi dibanding daerah hilir,” pungkas mantan Camat Grabakan itu. (duc)