kotatuban.com – Masyarakat yang tinggal dibantaran Sungai Bengawan Solo dihimbau untuk waspada. Himbauan tersebut disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban menyusul naiknya debit air di Sungai Bengan Solo, Jumat (23/02).
Akibat luapan Sungai Bengawan Solo tersebut sejumlah desa di dua kecamatan yakni Kecamatan Rengel dan Soko terdampak luberan air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. Luberan air tersebut selain merendam permukiman warga juga merendam ratusan hektar lahan pertanian.
”Luapan Bengawan Solo merendem dua kecamatan, yakni Soko dan Rengel, karena memang disitu belum ada tanggulnya,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Tuban Joko Ludiyono.
Joko menjelasakan, di Kecamatan Soko, desa yang mulai terdampak luapan air Bengawan Solo yakni Desa Menilo, Desa Glagasari dan Desa Kenongosari. Sedangkan, di Kecamatan Rengel, meliputi Desa Tambakrejo dan Desa Karangtinoto.
”Kita berharap didaerah hulu tidak terjadi hujan. Sehingga, luapan air didaerah hilir seperti Tuban dapat cepat surut dan tidak sampai terjadi luapan air yang lebih besar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, disamping sudah membanjiri pekarangan rumah penduduk dan poros jalan desa, banjir juga dilaporkan sudah membanjiri fasilitas pendidikan, diantaranya SDN Glagasari, Kecamatan Soko, dan SDN Tambakrejo, Kecamatan Rengel.
”Kami menghimbau kepada warga yang tinggal di bantaran Bengawan Solo untuk mewaspadai segala kemungkinan dan melaporkan kepada petugas BPBD perkembangan banjir yang terjadi, meski petugas juga sudah terjun kelapangan untuk mengantisipasi segala kemungkinan,” tuturnya.
Sementara itu, Syakur warga Tambakrejo, Kecamatan Rengel, mengatakan, banjir sudah mulai masuk pekarangan warga sejak pagi tadi, bahkan sampai sore ini, banjir masih terus naik, dan membanjiri lebih banyak pekarangan warga.
”Dari pagi tadi air selalu naik terus. Dan kita berdoa agar air ini segera surut secepat mungkin,” pungkasnya. (duc)