oleh

Bersama PT SI Wartawan Tuban Ngajar di Sekolah

Wartaewan saat 'mengajar' di MAN Tuban
Wartaewan saat ‘mengajar’ di MAN Tuban

kotatuban.com – Memperingati Hari Pendidikan Nasional 2014, sejumlah wartawan di Kabupaten Tuban yang tergabung dalam Ronggolawe Press Solidarity (RPS) menjadi  ‘guru’  di sekolah-sekolah, Jumat (2/4).

Para wartawan yang biasanya berburu berita, mendadak jadi pendidik dengan  mengajar siswa di dalam ruangan kelas. Namun materi yang disampaikan bukan terkait akademik, melainkan pengetahuan seputar jurnalistik dan teknik membuat berita.

Seperti yang terpantau kotatuban.com di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tuban. Para wartawan menjadi guru secara bergantian. Proses belajar mengajar diikuti sebanyak 30 siswa kelas X dan XI, yang dipilih acakoleh pihak sekolah.

Dion Fajar Arianto, Ketua panitia kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan bertajuk “Sekolah Jurnalistik” itu diharapkan mampu mendorong keinginan para wartawan untuk terus belajar dan mencari ilmu baru dalam dunia jurnalistik. Karena dengan mengajar, mereka secara tidak langsung akan tergerak untuk membuka lagi lembaran buku yang pernah dipelajari sebelumnya.

Selain itu, kegiatan menjadi guru ke sekolah-sekolah dan kampus itu diharapkan mampu  meningkatkan kemampuan menulis pelajar dan mahasiswa, serta  tumbuhnya media di internal masing-masing sekolah maupun kampus. “Ada banyak manfaat yang bisa kita ambil dengan kegiatan Sekolah Jurnalistik ini. Salah satunya mendorong teman-teman (wartawan) agar mau mempelajari ilmu yang dimiliki untuk disampaikan ke pelajar dan mahasiswa,” kata Dion.

Mau atau tidak mau, sambung Dion, sebelum menjadi guru, pemateri akan membuka pelajaran jurnalistik, bisa juga mencari referensi untuk menyempurnakan materi yang akan disampaikan ke peserta. “Sebelum memberi materi, mau nggak mau mereka pasti akan belajar. Kadang ada yang mencari referensi baru untuk menyempurnakan teorinya, dan membuat ringkasan. Secara tidak langsung mereka belajar lagi,” sambungnya.

Diungkapkan Dion, kegiatan yang digagas para wartawan itu sebenarnya sudah diawali sejak Januari 2014 lalu. Kegiatan di MAN Tuban yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional tersebut merupakan agenda ke-13, dari 32 sekolah yang direncanakan menjadi tujuan Sekolah Jurnalistik. “Rencananya akan ada 32 lembaga pendidikan. 29 setingkat SMA dan 3 kampus. Yang menjadi guru juga gantian, agar semua bisa merasakan bagaimana mengajar itu,” papar Wartawan salahsatu TV nasional itu.

Dalam pelaksanaan kegiatan Sekolah Jurnalistik, wartawan tidak menarik biaya dari siswa maupun sekolah yang ditempati. Sebaliknya konsumsi makan peserta dan kebersihan ruangan ditanggung para wartawan, bekerjasama dengan PT Semen Indonesia  (Persero) Tbk.

“Kita hanya minta disediakan ruangan dengan perlengakapannya, seperti meja-kursi, sound system, LCD, dan white board, karena kami sudah bekerja sama dengan PT semen Indonesia,” imbuh Dion.

Ada 4 materi yang diberikan. Diantaranya Dasar-dasar Jurnalistik, Teknik Reportase dan Wawancara, dan Teknik Menulis Berita. “Kita berikan materi jurnalistik dasar saja sebagai pengenalan, karena pemula,” pungkasnya.

Kegiatan wartawan ngajar jurnalistik tersebut mendapat respon positif dari pihak sekolah. Mereka berharap kegiatan serupa dilakukan lebih sering, karena siswa sangat membutuhkan pengetahuan jurnalistik untuk mengelola media internal sekolah.

“Kegiatan ini (sekolah jurnalistik) sangat positif, kami dari pihak sekolah sangat mendukung.  Ini soalnya baru pertama kali dilakukan di sini. Malah harapan kami kalau bisa dilakukan sebulan dua kali,” harap Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MAN Tuban, Suminto. (kim)