oleh

Bersama SIG GHoPO Tuban, Desa Sugihan Dorong Perkembangan Wisata Kampung Kelengkeng

Kotatuban.com – Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak terus berupaya mengembangkan agrowista kebun kelengkeng. Bahkan, saat ini kebun kelengkeng yang memiliki luas kurang lebih 50 hektar tersebut telah diakui menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Tuban.

 

“Berkembangnya kebun kelengkeng di desa kami ini tidak lepas support dari berbagai pihak. Termasuk dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) GHoPO Tuban,” terang, Kepala Desa Sugihan, Warsito, pada  kegiatan serah terima program 2022, evaluasi kinerja FMK dan sosialisasi tata Kelola CSR SIG GHoPO Tuban 2023, Senin (20/2/2023) dibalai desa setempat.

 

Zito sapaan akrab Warsito mengatakan, dan saat ini kebun kelengkeng yang dimiliki warga tersebut telah dikenal masyarakat luas. Selain itu, dampak ekonomi dari perkebunan tersebut juga telah dapat dirasakan manfaatnya. “Saya berharap kebun kelengkeng ini dapat terus dikelola dengan baik. Dan Kampung Kelengkeng akan menjadi icon Desa Sugihan,” ujarnya.

 

Zito juga menyampaikan pesan kepada pokdarwis kebun kelengkeng dan masyarakat. Untuk mengelola brand agrowisata sebenarnya sederhana, tidak terlalu rumit. Namun yang namanya merintis, tidak akan mungkin langsung mendapatkan hasil. Pasti ada halang melintang. Bisa menjadi contoh dan rujukan seperti  Kampung Coklat Blitar atau Kampung Matraman. Itu awal merintis juga merasakan kesulitan. Namun bisa merasakan hasilnya saat ini.

 

“Insyaa Allah tahun ini mendapatkan bantuan program dari SIG. Akan kami gunakan untuk mem-branding Kebun Kelengkeng, agar Desa Sugihan dapat lebih dikenal masyarakat menjadi Kampung Kelengkeng,” pesannya.

 

Sementara itu, Community Development Officer SIG GHoPO Tuban, Siswanto mengatakan, sejumlah program pemberdayaan telah diberikan oleh perusahaan kepada kelompok masyarakat di Desa Sugihan seperti kuliner yang saat ini sudah berkembang dan mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Kemudian wisata kebun kelengkeng yang dikelola Pokdarwis, toko pertanian, serta masih banyak lagi yang lainnya.

 

“Kebun kelengkeng yang dikelola pokdarwis akan kami dorong untuk branding-nya. Sebab, ini sudah terkenal hingga nasional. Eman. Sebab, dampak perekonomian kemasyarakat juga akan besar,” ucap Siswanto.

 

Dia juga menyampaikan banyak terima kasih kepada Forum Masyarakat Kokoh (FMK) Amanah Desa Sugihan yang telah bekerjasama dengan perusahaan dan bisa menjadi jembatan bagi masyarakat. Menurut dia, evaluasi kinerja enam tahun FMK ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan program CSR hingga saat ini. Apakah ada yang merah, kuning, atau hijau.

 

“Alhamdulillah, di Desa Sugihan sudah ada pengembangan dari agrowisata kebun kelengkeng dan ruang pertemuan dan beberapa kegiatan lainnya,” terang Siswanto.

 

Selanjutnya, evaluasi ini dilakukan juga dalam rangka bentuk transparansi program dari FMK. Sebab, dalam pelaksanaan program ini anggaran tidak diberikan dalam bentuk uang, tapi bentuk program yang anggarannya langsung dikirim ke rekening FMK yang diteruskan ke Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) penerima program manfaat.

 

“Selain itu, ini juga sebagai bahan perbaikan program ke depan. Kalau tahun lalu ada program yang tidak layak untuk diteruskan, ya sudah program itu tidak usah diteruskan lagi. Namun, kalau ada program yang masih berjalan dan perlu di-support lagi ya di support,” imbuh Siswanto.

 

Dia juga meminta dukungan kepada masyarakat, agar Semen Indonesia diberikan keberkahan kejayaan di tengah persaingan perusahaan semen yang semakin ketat. “Saat ini banyak perusahaan semen milik swasta yang bermunculan. Untuk itu mari kita dukung bersama-sama Semen Indonesia yang merupakan perusahaan milik negara dengan memakai semen prodaknya saat kita membangun,” pungkasnya. (mun)