Kotatuban.com – Badan Meteoroli Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena banjir rob yang terjadi hampir diseluruh pesisir Jawa Timur akan terjadi hingga 25 Mei 2022 mendatang.
Kepala BMKG Kelas 3 Tuban Zem Irianto mengungkapkan, banjir rob yang hampir terjadi diseluruh pesisir Jawa timur dikarenakan fenomena full flower blood moon, dimana posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis sejajar dan ada di jarak terdekat dengan Bumi.
Hal ini menyebabkan gravitasi bulan lebih kuat, dan memicu tarikan air pasang lebih tinggi yang menyebabkan rob. Awalnya, banjir rob diprediksi akan terjadi hingga 20 Mei, tetapi fenomena ini akan berlangsung hingga 25 Mei 2022. “14 hingga 20 Mei kemarin sudah mengeluarkan peringatan, akan tetapi ternyata masih akan berlangsung hingga 25 mei mendatang,” katanya.
Zem juga mengatakan, saat ini tinggi ombak di pesisir pantai Jawa Timur akan mencapai 1,25 hingga 2,5 meter. Adapun untuk perairan perairan Tuban dan Lamongan ketinggian bisa mencapai 2,5 meter. Untuk itu, ia meminta para nelayan agar berhati- hati saat melaut. “Tetap waspada dan terus memperhatikan informasi dari BMKG,” ucapnya.
Sementara itu, Banjir Rob yang terjadi di Kabupaten Tuban membuat sejumlah desa dan kelurahan yang terletak di pesisir pantai tergenang.
Kalaksa BPBD Tuban Sudarmaji mengatakan, beberapa desa terdampak diantaranya Desa Gadon Tambakboyo, Desa Sugihwaras Jenu, serta Kelurahan Karangsari dan Kingking Tuban. Meskipun kerusakan fatal tidak terjadi, namun belasan rumah terendam air laut dari pukul 09.00 wib hingga petang.
Pihaknya saat ini terus melakukan pendataan terkait berapa jumlah pasti rumah warga yang terdampak. Untuk penanganan sementara, pihaknya dibantu oleh warga membuat penahan pasir untuk memecah ombak.
Untuk penanganan jangka panjang, Sudarmaji mengungkapkan akan bekerjasama dengan BBWS untuk pengusulan pembuatan tanggul penahan ombak sepanjang 48 kilo meter. Meskipun usulan tersebut telah dilayangkan beberapa tahun lalu, tetapi Sudarmaji menegaskan, perlu untuk mengingatkan kembali agar usulan dapat direalisasikan segera.
“Hal ini melihat urgensi yang ada dilapangan, jadi penahan ombak sudah sangat dibutuhkan,” tutupnya. (duc)