kotatuban.com– Warga sekitar Masjid Astana Komplek makam Sunan Bonang, Kelurahan Kutorejo, KecamatanTuban, punya tradisi unik setiap Bulan Suci Ramdan tiba. Tradisi tersebut adalah pembuatan bubur dengan porsi cukup besar yang dilakukan setiap hari selama bulan puasa.
Bubur yang dinamakan bubur Suro tersebut dibuat sejumlah warga, kemudian menjadi hidangan takjil bagi warga dan peziarah yag kebetulan singgah di Masjid Astana.
Bubur Suro merupakan makanan khas yang hanya dibuat pada bulan Ramadan saja. Bubur Suro yang dibagikan untuk tajil itu dibuat pengurus yayasan mabarrot Sunan Bonang Tuban bersama warga sekitar.
Dilihat dari bahanya, bubur Suro seperti bubur pada umumnya yang berbahan dasar beras. Namun yang membedakan bubur Suro dengan yang lain, yakni, campuran daging dan bumbu khusus yang diwariskan turun temurun oleh pengurus masjid sebelumnya.
Banyak warga yang meyakini, ada berkah tersendiri jika mengkonsumsi bubur yang dibuat di halaman Masjid Astana itu. Tidak heran banyak warga yang rela berebut dan mengantri demi mendapatkan bubur yang dibagi sebelum Adzan Maghrib berkumandang.
Sumirah (45) warga Kutorejo mengaku, hampir setiap sore, dia dan beberapa orang lainya sudah mengantri sejak setengah lima. Mereka mengantri sambil membawa wadah untuk tempat bubur yang akan dibagikan. Menurutnya, selain sebagai menu tambahan berbuka, warga juga mengharapkan keberkahan dari bubur tersebut.
“Ya buat buka puasa mas, selain itu juga mencari keberkahan,” ungkap Sumirah sambil mengantri bubur.
Dikatakanya, makan bubur Suro dan mengantri seperti ini sudah menjadi tradisi turun-temurun, khususnya yang berada di kawasan Sunan Bonang. Sebenarnya selain di halaman masjid Astana, bubur yang hampir sama juga terdapat di masjid Mudhor, Jalan Pemuda Tuban, yang di kenal dengan bubur Mudhor, bubur tersebut juga hanya dibuat selama bulan Ramadan saja.
“Ini tradisi turun temurun, sudah biasa rebutan seperti ini,”katanya. (kim)