kotatuban.com – Bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama ini masih dirasakan belum berpihak kepada masyarakat, terutama para peternak. Pasalnya, selama ini peternak memandang bunga KUR yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) sebesar 6 persen pertahun masih sangat tinggi.
Hal ini terungkap dari keluhan anggota kelompok peternak Wahyu Utama, Sembodo kepada Presiden Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat mengunjungi peternakan Wahyu Utama Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar beberapa waktu yang lalu. ”Bunga KUR saat ini masih 6 persen kami berharap Pak Presiden bisa menurunkan hingga 2 persen pertahun,” ungkapnya.
Lebih lanjut Sembodo mengatakan, jika bunga KUR 6 persen peternak merasa sangat keberatan. Pasalnya, untuk usaha peternakan berkembangnya sangat lama, selain itu resiko kematian hewan ternak juga tinggi. Selain itu, harga ternak yang tidak stabil juga membuat peternak keberatan jika bunga KUR tinggi. ”Tingginya bunga KUR tersebut membuat peternak enggan untuk mengajukan kredit. Sehingga, usahanya sulit untuk berkembang,” tandasnya.
Disisi lain, Ketua Kelompok Ternak Wahyu Utama, Joko Utomo, mengatakan, selain permasalahan tersebut para peternak kesulitan untuk mencari akses ke pihak perbankan. Peternak juga kesulitan melengkapi persyarakat jika mau mengajukan kredit.
”Persyaratan untuk pinjam ke bank masyarakat itu kesusahan untuk melengkapi persyaratannya. Sehingga, diharapkan pemerintah dapat mempermudah persyaratan untuk mengajukan kredit di bank,” tuturnya.
Sementara itu, Presiden SBY dalam menanggapi permasalahan yang dikeluhkan peternak tersebut, dia mengatakan, pemerintah tidak dapat menginterfensi kebijakan yang dikeluarkan BI. Namun, pemerintah akan mencoba berdialog kepada BI agar bunga KUR dapat diturunkan. ”Kami akan berusaha agar peternak dan petani atau masyarakat kecil dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri, salah satunya dengan menekan bunga perbankan,” pungkasnya. (duc)