kotatuban.com – Belasan demonstran yang tergabung dalam Barisan Petani Muda Ronggolawe (BPMR) menuntut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban dalam hal ini Bupati Tuban untuk menuntaskan mafia pupuk.
Hal tersebut disampaikan para demonstran saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Pabrik Petroganik Jalan Merakurak – Montong, Dusun Koro, Desa Pompongan, Kecamatan Merakurak, Selasa (16/12).
”Mafia pupuk ini harus secepatnya diberantas. Sehingga, para petani tidak menderita seperti ini. Petani saat ini hanya menjadi objek para mafia pupuk saja. Bagaimana tidak, saat musim tanam harga bibit dan harga pupuk sangat mahal, begitu petani panen hasil panen petani dibeli dengan harga murah,” ujar koordinator aksi, Tabah Ali, disela-sela aksi.
Menurutnya, alokasi uang negara untuk subsidi pupuk pada tahun anggaran 2014 mencapai Rp 21,4 triliun. Sedangkan, pada APBN 2015 ini anggaran untuk subsidi pupuk melonjak dua kali lipat, yakni sebesar Rp 35,7 triliun.
”Besarnya uang negara yang digunakan untuk subsidi pupuk ini, makanya semua pihak harus turut serta mengawasi pupuk bersubsidi tersebut,” tandasnya.
Diketahui belasan pemuda dari Dusun Koro, Desa Pompongan, Kecamatan Merakurak yang mengatasnamakan Petani Muda Ronggolawe melakukan aksi demonstrasi, Selasa (16/12). Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan di depan pabrik pupuk Petroganik Jalan Raya Merakurak-Montong, Desa Pompongan.
Para demonstran menuntut semua pihak baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, kepolisian, dan stekholder untuk bersama-sama membrantas mafia pupuk. Pasalnya, mafia pupuk telah menyengsarakan masyarakat kecil terutama petani. (duc)