oleh

Bupati Huda Apresiasi Pertanian Terpadu Parengan

kotatuban.com – Bupati Tuban Fathul Huda mengapresiasi pertanian terpadu yang ada di Desa Brangkal Kecamatan Parengan. Apresiasi tersebut disampaikan Bupati Huda saat meninjau langsung pelaksanaan program Integrasi Peternakan, Perikanan dan Pertanian yg dijalankan di desa setempat oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) Rukun Makmur.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati melihat secara langsung peternakan sapi yang terintegrasi menjadi satu dengan ternak budidaya ikan lele, serta kebun tanaman cabai yang terlihat sangat subur.

Melihat hasil yang menggembirakan dan juga potensi keuntungan yang lebih dari pada beternak ataupun bertani seperti pada umumnya, Bupati berharap program yang sama bisa ditularkan kepada kelompok tani lainnya.

”Jika memang terbukti menguntungkan, program ini harus di tularkan kepada kelompok tani lainnya,” ujar Bupati Huda.

Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Tuban M. Amenan, menyatakan bahwa pada dasarnya program integrasi antara peternakan, perikanan dan pertanian dalam arti luas memiliki konsep untuk adanya tambahan rantai nilai yang menghasilkan. Konsep ini meliputi semua aktivitas ekonomi yang saling berkaitan dan bermanfaat. Amenan mencontohkan kenapa di pilih lele dalam program ini, menurutnya pemilihan ini karena air dari kolam lele masih banyak mengandung protein tinggi.

”Sehingga sayang jika air dari kolam tersebut di buang, proteinnya masih tinggi, sehingga bisa digunakan sebagai bahan baku untuk tanaman cabe, intinya limbah air kolam lele masih bisa bermanfaat untuk menyiram cabai,” terang Amenan.

Amenan menambahkan bahwa Diskanak Tuban ingin mengoptimalkan aspek pendapatan tidak hanya pada produksi saja. Karena masih dapat mengoptimalkan kelompok tani yaitu dengan lahan yang sama, dengan konsep program ini, petani bisa meningkatkan pendapatannya dan dapat memastikan pendapatan harian, bulanan dan juga tahunannya.

”Dengan program ini kelompok tani bisa lebih jelas potensi pendapatannya, setiap tiga bulan bisa panen lele, ternak sapi yang kita bantu dalam keadaan bunting diperkirakan tiga bulan lagi lahir, belum lagi untuk cabe yang bisa panen tiga sampai empat bulan lagi. Bahkan dengan program ini lebih menguntungkan hasilnya, jauh melebihi pendapatan mereka jika hanya mengurusi lele atau cabe saja, dengan lahan yang terbatas bisa dioptimalkan semua seumberdaya yang ada,” jelas Amenan.

Pengoptimalan juga bisa dilakukan pada ternak sapi yang biasanya sulit mendapat bahan baku untuk makanannya, dengan mengoptimalkan lahan bisa ditanami rumput odot, sehingga bahan makanan ternak sudah tersedia setiap saat dan tidak perlu mencari lagi. Adapun kotoran sapi sendiri bisa dijadikan pupuk. Intinya tidak ada limbah yang tidak bisa di maksimalkan pemanfaatannya. Untuk pemilihan Lokasi yang dipilih dalam program ini.

”Minimal ukurannya 1500 sampai 2000 meter persegi, bahkan hasilnya bila di Compare hasilnya melebihi yang lahannya satu-dua hektar,” tambahnya

Menurutnya, saat ini telah ada 18 kelompok masyarakat yang menerima program ini, tetapi untuk integrasinya menyesuaikan dengan kondisi masing-masing. Adapun untuk anggarannya diambilkan dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) pada Diskanak Tuban.

”Tahun ini kita mendapat alokasi satu milyar rupiah untuk di bagi kepada lima kelompok masyarakat yaitu di Panyuran, Brangkal, Pandan Agung, Menturo, dan Sumurgung,” pungkasnya. (duc)