oleh

Calak Lebih Laris Dibanding Dokter

kotatuban.com – Ada yang menarik saat sunatan masal dalam haul Sunan Bonang tahun 2019 ini. Sebanyak 71 peserta khitan, ternyata hanya 4 anak yang memilih dikhitan dokter, lainnya justru memilih disunat calak.

“Saya senang calak, cepet dan tidak sakit. Temanku kapan hari clak, cepet sembuh kok,” kata salah seorang peserta yang menunggu giliran untuk disunat calak.

Kegiatan tahunan pengiring acara haul Sunan Bonang yang dilaksanakan di halaman Masjid Astana kompleks Makam Sunan Bonang pada Kamis (05/09/2019), panitia memberikan kebebasan peserta untuk memilih calak atau dokter untuk memotong ‘burungnya’.

Kedatangan mereka didampingi orang tua dan kerabat, untuk mengikuti khitan massal dalam rangka Haul Sunan Bonang ke-510. Dari rumah peserta khitan berpakaian baju lengan panjang, bersarung, dan berpeci.

Sama seperti tahun sebelumnya, khitan tahun ini dimulai pukul 06.00 Wib. Seorang calak dan dokter dibantu asistennya, telah bersiap di lokasi. Sholawat menggema dari speaker masjid, dan semua yang hadir di halaman masjid yang dulu digunakan Sunan Bonang berdakwah.

“Peserta khitan tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun 2018 mencapai 80 lebih,” kata Panitia Khitan Massal, Faisol Rozi di tempat kegiatan.

Faisol menambahkan, 71 peserta khitan tahun ini berasal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Tuban. Menurutnya jumlah peserta normal, karena khitan tidak sekadar niat tapi juga tekad dan dorongan orang tua.

Satu persatu peserta khitan mendekat calak. Mereka dipangku seorang panitia, kemudian disunat calak. Dua asisten calak sudah menyiapkan perban.

Beragam ekspresi peserta mulai terlihat. Ada yang diam, mringis, hingga meraung kesakitan. Khitan   berlangsung cepat. Dalam waktu 1 jam 30 menit, 71 anak tuntas disunat.

Di menit-menit terakhir, ada salah satu peserta yang meronta-ronta ingin kabur tidak mau disunat. Dia tak bisa kemana-mana karena ayah ibunya memeganginya.

“Aku gak mau disunat, takut,” pekik anak asal Kecamatan Tuban itu.

Karena tenaganya masih kuat, anak tersebut harus dipegangi empat orang. Calak pun datang, dan diawali dengan kata basmallah sunat pun selesai. Khitan terakhir ini harus dipaksa, karena anak takut untuk disunat.

Anak tersebut kaget karena tak diprakirakan secepat itu. Dia lebih girang karena dapat bingkisan dari panitia berupa sarung dan baju. Sekaligus amplop berisi uang dari para donatur. (ims)