oleh

Cegah Demam Berdarah, Dinkes Tuban Lakukan Fogging

Syaiful Hadi. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban
Syaiful Hadi. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban

kotatuban.com– Mengantisipasi penyebaran nyamuk aedes aegypti yang menyebabkan belasan warga di Tuban terjangkit demam berdarah (DB), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tuban akan segera melakukan fogging dan sosialisasi pencegahan deman berdarah. Sosialisasi akan dilakukan di sejumlah tempat terutama permukiman-permukiman padat penduduk.
“Kami akan melakukan fogging di beberapa titik rawan. Sebaba, bulan lalu ada yang meninggal akibat kena demam berdarah,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban, Saiful Hadi.

Saiful Hadi menjelaskan, meski saat ini bukan musim penghujan yang berarti tidak banyak genangan air yang dapat digunakan bersarangnya nyamuk, namun daerah perkotaan dan pemukiman padat penduduk tetap cukup rawan demam berdarah. Hal tersebut disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan tiga M, yaitu menutup, mengubur dan menguras tempat-tempat yang berpotensi tergenang air.
“Daerah padat akan menjadi fokus kami melakukan fogging. Jangan dikiran musim kemarau tidak ada nyamuk demam berdarah, genangan kecil yang tidak kita sadari seperti vas bunga yang ada airnya bisa menjadi sarang nyamuk,” jelas Saiful.

Menurut Saiful Hadi, penyebaran nyamuk aedes aegypti sebagai pembawa penyakit demam berdarah (DB), sebenarnya tidak hanya bersifat lokal dari daerah sarang nyamuk. Nyamuk DB juga bisa berasal dari daerah atau wilayah lain melalui aktifitas transportasi, yakni nyamuk menempel di kendaraan kemudian terbawa ke wilayah lain.

“Kita tahu, masuknya nyamuk DB ke Indonesia berawal dari kapal yang sebelumnya bersandar di India masuk ke sini (Indonesia) membawa nyamuk itu. Begitu juga jenis transportasi lain. Aktifitas transpoftasi di Tuban yang ramai, tidak menutup kemungkinan dihinggapi nyamuk dari daerah luar yang kemudian lepas di sini dan mengigit warga,” papar Saiful.

Untuk itu, Syaiful Hadi menghimbau kepada warga, agar tetap menjaga kebersihan lingkungan dan melaksanakan gerakan pencegahan dengan 3 M, yakni Menutup penampungan air, Mengubur barang bekas danĀ  Menguras penampungan air secara rutin.

Selain itu, Syaiful juga mengharap agar masyarakat segera melaporkan jika di lingkungannya terdapat warga yang mengalami gejala demam berdarah.

Untuk diketahui, beberapa ciri yang bisa dilihat dari seseorang mengalami demam berdarah antara lain demam tinggi dan mendadak sekitar 2 hingga 7 hari. Pada bagian dalam kelopak mata terdapat pendarahan. Selain itu, tekanan darah menjadi rendah dan diikuti dengan penurunan trombosit. Penderita juga merasakan mual, menggigil, muntah dan juga pusing.
“Laporkan jika ditemukan DB, agar petugas kami dapat langsung melakukan upaya pencegahan penyebaranya dengan fogging,” pungkas Saiful Hadi. (kim)