kotatuban.com– Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) Tuban, nomor urut 2, yang berangkat dari jalur independent rupanya tidak banyak dikenal warga. Hasil penelusuran kotatuban.com, di beberapa kelompok masyarakat membuktikan hal tersebut. Saat ditanya seputar pasangan calon nomor urut 2 yakni Zaki Mahbub dan Dwi Susiati Budiartin (Zadit), banyak warga mengaku tidak tahu dan tidak mengenal pasangan tersebut.
Hal tersebut diakui sejumlah warga di Kecamatan Montong kepada kotatuban.com disejumlah lokasi tempat berkumpulnya warga, baik di warng kopi maupun pos ronda. Bahkan saat petugas memasang dua sepanduk besar pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tuban, mereka tetap mengatakan tidak mengenal pasangan calon nomor dua tersebut.
“Gak tahu mas, yang nomor dua itu siapa, kalau yang nomor satu ini Bupati dan wakilnya sekarang,” jawab seorang warga yang tengah memasang baliho calon bupati di Desa Pucangan, Kecamatan Montong, saat ditanya kotatuban.com.
Terpisah, sejumlah warga di warung kopi desa setempat juga memberi jawaban yang sama saat kotatuban.com bertanya. Mereka mengaku jika pasangan calon itu memang bukan seorang tokoh yang dikenal masyarakat di daerah itu, mereka juga tidak mengenal sosok Zakki Mahbub dan wakilnya Dwi Susiati Budiartin, itu aktif diorganisasi apa selama ini.
“Orang mana juga tidak tahu mas, kalau menurut informasi dari teman-teman, mereka berasal dari kecamatan Tambakboyo apa Bancar gitu mas,” kata Arifin warga pucangan.
Terpisah, warga yang ditemui kotatuban.com ditempat lain malah menganggap Pilkada Tuban hanya ada satu calon. Menurut warga yang mengaku bernama Wanto, pasangan calon Independent yang menjadi lawan Incumbent saat ini, hanya pelengkap lantaran pasangan calon itu tiba-tiba muncul tanpa perkenalan sebelumnya.
“Calon nomor dua itu langsung muncul, padahal sebelum mulai pencalonan banyak poster tokoh bermunculan tanpa orang itu (Zaki), ini malah tidak ada sama sekali jadi calonya,” kata Wanto.
Ditanya soal Kampaanye, warga juga mengaku belum pernah mendengar atau meihat sosialisasi dan kampanye pasangan nomor dua itu. “Belum pernah ada kampanye atau kegiatan yang menyebut calon nomor dua, kalau nomor satu sering muncul di pengajian,” imbuh Wanto.(kim)
