
kotatuban.com – Keberadaan cemara laut di pantai Tuban, tepatnya di Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu semakin memprihatinkan. Pasalnya, pohon yang ditanam di pantai untuk menahan ombak dan mengurangi abrasi tersebut banyak yang rusak. Diduga, kerusakan cemara laut tersebut akibat ulah tangan jahil manusia.
Kritisnya populasi cemara laut tersebut diduga ditebang orang untuk kayu bakar. Padahal, cemara laut tersebut ditanam untuk menghadang adanya abrasi di laut utara yang ada di Kabupaten Tuban.
Pantauan kotatuban.com, cemara laut tersebut diduga mati akibat ulah tangan jahil. Hal ini terlihat dengan banyaknya bekas tebang dan juga gergaji di beberapa bagian pohon cemara yang roboh. ”Cemara ini seperti roboh bekas ditebang, jadi bukan mati karena alam. Dan sepanjang Pantai Sugihwaras ini ada banyak cemara laut yang mati,” jelas Arifin (25), salah satu pemuda yang berada di sekitar lokasi, Sabtu (31/05), sambil menunjukkan bekas gergaji di salah satu pohon.
Lebih lanjut Arifin mengatakan, kalau saat ini jumlah populasi cemara laut banyak berkurang. Padahal, beberapa tahun lalu, cemara laut di sana lebih dari 5 deret dan berjejer di pinggir pantai. Sebagai penahan abrasi air laut. Seperti yang masih bisa dilihat di kawasan sebelah timur (dekat terminal baru Tuban).
”Sekarang disini hanya tinggal dua deret saja. Kalau disebelah timur sana masih agak banyak pohon cemara lautnya,” kata dia menambahkan.
Diketahui, pantai yang masuk wilayah Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, memang merupakan kawasan yang dijadikan populasi cemara laut. Hal ini menjadikan lokasi tersebut mempunyai daya tarik tersendiri bagi warga. Selain itu, yang saat ini terkenal dengan sebutan Pantai Cemara tersebut sering digunakan warga sebagai tempat rekreasi. Sehingga, jika cemara lautnya berkurang akan menurunkan minat masyarakat untuk berkunjung ketempat tersebut. (duc)