Kotatuban.com – Ratusan warga Desa Plumpang, Kecamatan Plumpang menggelar ritual guna tolak balak penyebaran Virus Covid -19. Acara permohonan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar virus yang sudah sekitar 1 tahun mewabah di Indonesia agar segera usai tersebut digelar di jalan poros desa, pada Jum’at (12/3/2021).
Ketua RW 8 Desa Plumpang, Munawar menyatakan, sebelum ritual dimulai sejak pagi para ibu-ibu warga setempat mulai memasak makanan dan jajanan khas. Ada nasi kuning yang di masak bucu atau tumpeng lengkap berbagai bumbu dan ikan. Ada juga bubur merah putih sebagai sajian utama tolak balak.
“Bubur merah putih ini merupakan simbol sebagai lantaran menolak, mengusir dan menjauhkan mara bahaya. Sehingga, diharapkan dengan ritual ini masyarakat dapat hidup dengan tentram, damai, jauh dari balak apapun,” ungkapnya.
Selain tumpeng, ritual juga menyajikan jajanan khas. Seperti Pleret dan jajan pasar. Camilan ini juga memiliki arti tersendiri. Dengan adanya jajanan Pleret ini diharapkan doa yang dipanjatkan bisa lancar tanpa halangan. Jajanan yang terbuat dari tepung di campur perasa dan pewarna makanan itu dicetak dengan ibu jari ditekankan pada tatakan kayu sambil di urut.
“Filosofi jajanan lain, seperti ketupan dan lepet juga disajikan dalam bancaan tolak bala. Mengartikan bahwa saling memaafkan dan merukunkan antar warga menjadi awal pengampunan dosa antar sesama,” timpalnya.
Selain itu, terdapat juga buah yang ditali menjadi satu. Berarti mengartikan bahwa kekompakan antar warga bisa menjauhkan dari mara bahaya.
Selanjutnya, seluruh suguhan yang sudah siap lalu diarak di jalan poros desa oleh warga. Hal ini dilakukan sebagai bentuk syukur. Hidangan ini, bagian dari doa yang digambarkan. Selain hidangan, juga ada doa-doa yang dipanjatkan. Yakni bacaan ayat-ayat suci Alquran dan sholawat atau puji-pujian kepada Nabi Muhammmad SAW.
“Pastinya ini bertujuan menghilangkan Sengkolo atau tolak bala ini. Dan wujud prihatin warga akan masa pandemi Corona yang sudah setahun berjalan masih menghantui kita,” paparnya.
Sementara itu, Ustad Hanafi menyampaikan, menyebarnya virus ini banyak mengakibatkan kerugian, baik material maupun lainnya. Hubungannya sesajian dan ritual agar panjatan do’a secara lisan dan filosofi makanan bisa menghantarkan khusuknya doa agar terkabul. Sehingga, pandemi yang selama ini dianggap momok bisa segera hilang dan musnah.
“Alhamdulillah, warga semangat untuk memanjatkan doa tolak balak. Agar pandemi ini bisa segera berakhir, ” ujar
Selain melakukan ritual, warga juga menunaikan santunan kepada 50 anak yatim. Keberkahan doa anak yatim, diharapkan bisa membantu terkabulnya harapan warga. Sengaja bancaan dilakukan di bulan Maret, atau dalam tanggalan islam bulan Rajab. Dibulan Rajab ini, dipercaya warga banyak keberkahan dan kebaikan bisa panjatkan agar terlaksana.
“Bertepatan dengan bulan rajab, kita laksanakan ritual ini. Semuanya adalah bantuan dan keihklasan waga hingga semua terlaksana dengan baik, sengkuyung, bersama,” pungkasnya. (duc)