kotatuban.com-Produksi semangka milik petani di Desa Sumber, Kecamatan Merakurak, Tuban, mengalami penurunan drastis, bahkan penurunan ditaksir mencapai 30 persen dari hasil tahun sebelumnya.
“Agak berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini yang baik adalah tanaman melon,” terang salah seroang petani semangka warga Sumber bernama Suyan (35) yang ditemui kotatuban.com di lahan semangka miliknya, Sabtu 5/9).
Menurut Suyan, pada musim semangka tahun ini, di lahan seluas seperempat hektar miliknya yang ditanami sekitar 1.200 pohon semangka hanya mampu menghasilkan 3 ton semangka saja, padahal tahun sebelumnya mampu menghasilkan 4 hingga 5 ton, dengan kisaran jumlah pohon yang sama.
“Sekarang cuma 3 ton mas, biasanya sampai lima ton,” terang Suyan.
Sejumlah petani semangka di daerah itu mengatakan, pertumbuhan semangka mereka tidak maksimal meski petani hanya menyisakan satu buah semangka setiap pohon. Mereka menduga penyebabnya adalah cuaca yang kurang mendkung, yakni musim panas dengan udara dingin di malam hari.
“Memang untuk menghasilkan semangka dengan kualitas baik, satu pohon hanya ada satu biji saja. Tapi meski begitu hasil juga tidak sebagus tahun lalu, mungkin dsebabkan cuacanya mas, panas tapi udara dingin di malam hari,” terang petani lain bernama Suloko.
Suloko menambahkan, semangka dari daerah itu paling banyak diambil tengkulan dari Bojonegoro, selain dijual di pasar lokal Bojonegoro sendiri, semangka itu juga dikirim ke Jakarta.
“Paling banyak tengkulak dari Bojonegoro, kalau Tuban ya ada, cuman tidak banyak, biasanya juga ngecer dari tengkulak besar,” terang Suloko. (kim)