
kotatuban.com – Kondisi cuca di Kabupaten Tuban yang tidak menentu membuat petani tembakau di Tuban merugi. Pasalnya, dengan cuaca yang cukup ekstrim seperti saat ini membuat kualitas daun tembakau menurun.
Hal tersebut seperti yang dialami Darso (45) petani sekaligus juga tengkulak tembakau asal Kecamatan Senori. Sehingga, dengan kualitas daun tembakau yang menurun tersebut petani tembakau mengalami kerugian.
”Cuacanya seperti ini sulit untuk dipridiksi, kadang panasnya sangat menyengat tiba-tiba hujan. Hal ini yang menyebabkan kualitas daun tembakau jelek,” jelas Darso, kepada kotatuban.com, Rabu (28/09).
Menurutnya, kualitas daun tembakau saat ini tidak bisa sebagus pada musim-musim tanam tembakau sebelumnya. Saat ini pertumbuhan daun tembakau tidak bisa maksimal karena dipengaruhi oleh cuaca yang cukup ekstrim.
”Pada musim panen tembakau saat ini memang kualitasnya menurun, daunnya tidak bisa tumbuh maksimal. Selain itu, juga banyak yang busuk,” ungkapnya.
Sedangkan, harga tembakau saat ini jenis super atau kualitas bagus Rp 1.600 perkilogram. Sedangkan, jenis tembakau premium harga jualnya Rp 1.300 perkilogram. Bahkan, ada yang tidak laku dijual, sehingga terpaksa dibiarkan terbengkalai dilahan pertanian.
”Kalau yang jelek tidak laku dijual. Kalau gak laku ya dibiarkan saja,” jelasnya.
Lebih lanjut Darso menambahkan, jika dibandingkan pada hasil musim panen lalu harga jual tembakau super laku Rp 3.000 perkilogramnya. Sehingga, dalam satu kali musim panen petani mampu meraup hasil kotor Rp 15 juta dalam satu musim tanam. Namun, pada musim panen tahun ini petani cuma mendapatkan kisaran Rp 5 sampai 6juta dari hasil penjualan panen tembakau lahan miliknya.
”Ya mau bagaimana lagi memang kualitas tembakaunya yang jelek. Sehingga, memengaruhi harga jualnya,” ujar dia.
Menurutnya, hasil panen tembakau asal Senori biasanya dikirim dan dijual ke daerah Jawa Tengah seperti Klaten, Boyolali, Wonosobo, dan beberapa daerah lainnya. ”Yang paling banyak tembakau dari sini dibawa kedaerah Jawa Tengah,” pungkasnya. (duc)