kotatuban.com – Kabupaten Tuban kembali mendapatkan penghargaan ketertiban lalulintas terbaik dari Pemerintah Pusat. Meski oleh Pemerintah Pusat penataan lalulintas di Tuban dinilai bagus dengan diperilehnya penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN), namun, angka kecelakaan (laka) di Bumi Wali tertinggi di Jawa Timur.
Penghargaan WTN katagori kota kecil itu Menteri Perhubungan, Ir Budi Karya Sumadi diserahkan di Jakarta dan diterima Wakil Bupati Tuban, Ir Noor Nahar Husein.
Pemkab mendapatkan prestasi tersebut, karena dinilai sebagai penyelenggara pelayanan lalu lintas yang efektif, efisien dan mampu menyediakan sarana dan prasaran dengan kapasitas mencukupi, terpadu, teratur, lancar, aman dan nyaman.
Selain itu, pemkab mendapat pengharagaan itu dikarenakan mampu menata transportasi publik yang memadai, seperti pemasangan rambu-rambu lalu lintas, mematuhi rambu-rambu yang ada, disiplin berkendara dan menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas.
“Pemerintah pusat memberikan penghargaan ini karena Kabupaten Tuban mampu menata transportasi publik kategori lalu lintas dengan baik seperti dengan adanya rambu-rambu lalu lintas yang memadai dan sudah sesuai,”ungkap Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tuban, Muji Slamet, Selasa (31/01) .
Ditambahkan Muji Selamet, masyarakat telah mematuhi rambu-rambu yang ada. Selain itu, juga disiplin berkendara dan menjadi pelopor keselamatan dalam berlalu lintas. Sehingga, pemkab mendapatkan penghargaan WTN yang ke-7 kalinya.
“Penghargaan ini sebagai sarana untuk mendorong dan memotivasi kami dalam penyelenggaraan transportasi yang selamat, tertib, lancar dan efisien,”uraianya.
Sementara itu, berdasarkan data Polres Tuban, angka kecelakaan lalulintas di Kabupaten Tuban sangat tinggi. Bahkan, pada 2016 ini angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Tuban tertinggi di Provinsi Jawa Timur.
“Betul angka kecelakaan lalulintas di Kabupaten Tuban sangat tinggi, Bahkan tertinggi di Jawa Timur,”kata Kasat Lantas Polres Tuban, AKP Eko Iskandar.
Menurutnya, angka kecalakaan lalulintas tinggi, karena disebabkan beberapa faktor. Diantaranya jalan yang sempit, jalan bergelombang, human eror, pengedara kurang mematuhi lalulintas dan pengaruh cuaca.
Selama 2016 jumlah kecalakaan lalu lintas mencapai 1.333 kejadian, meninggal dunia 226 orang, luka berat 26 orang, luka ringan sekitar 1.960 orang dan kerugian mencapai Rp 4.323.600.000.
“Jika dirata-rata angka kecelakaan perhari mencapai 5 kejadian, sedangkan wilayah yang paling rawan angka kecelakaan berada di jalur pantura, seperti di wilayah Pakah dan wilayah Kecamatan Bancar,”ungkap Eko. (yit)