kotatuban.com – Data kematian warga Desa Karanglo, Kecamatan Kerek simpang siur. Pihak desa melalui Kepala Desa Karanglo menyebutkan, sejak minggu pertama Pebruari hingga 1 April warga Karanglo yang meninggal mencapai 61 orang. Sementara data yang dimiliki Puskesmas Kerek menyebutkan 28 orang.
Bahkan, kematian yang begtitu banyak dalam kurun waktu 45 hari dinyatakan masih normal. Pernyataan itu disampaikan setelah pihaknya dan Dinkes Provinsi Jawa Timur turun ke lapangan dan hanya menemukan 28 kasus kematian.
“Kematian didesa itu normal, sudah kami klarifikasi termasuk oleh petugas dinas dari provinsi yang juga datang ke desa,” ujar Kepala Puskesmas Kerek, Ika Triyana, Senin (04/04).
Ditambahkan, hasil pendataan juga ditemukan kematian warga tidak disebabkan satu gejala yang mengarah kepada munculnya wabah penyakit atau gangguan kesehatan tertentu. Kematian warga dianggap normal lantaran rentang usia warga yang meninggal juga beragam, antara 40 hingga 70 tahun, dengan penyakit yang beragam pula.
“Kematian warga didesa itu karena penyebab yang beragam, tidak hanya menderita suatu penyakit. Beberapa diantara mereka yang meninggal karena usia tua. Bahkan ada yang disebabkan oleh kecelakaan lalulintas,” kata Kepala Puskesmas Kerek itu.
Lebih lanjut dijelaskan, jika memang lingkungan yang kurang sehat dianggap sebagai penyebab kematian, indikatronya adalah banyaknya kematian balita, bayi dan ibu, bukan orang tua atau dewasa. Sebab bayi dianggap paling rentan terhadap gejala perubahan lingkungan. Selain itu peyebab kematian ditak selalu dapat diketahui dari pemeriksaan luar dan gejala yang muncul, mlainkan membutuhkan pemeriksaan dalam atau otopsi.
“Dibutuhkan otopsi jika memang ingin mengetahui pasti penyebab kematian,” terangnya saat berada di Balai Desa Karanglo.
Dicontohkan, jika selama ini yang berkembang di masyarakat Karanglo kematian disebabkan paling banyak oleh penyakit paru-paru. Gejala sesak nafas tidak mesti berasal dari paru-paru. Sebab penyakit jantung, hingga penyakit kangker hati juga dapat memicu gangguan sesak nafas.
“Jika selama ini dianggap sesak nafas adalah paru-paru tidak mesti juga, sebab penyakit yang primernya bukan di paru-paru juga dapat menyebabkan sesak nafas, seperti jantung,” papar dokter berjilbab itu.
Sementata itu, Kepala Desa Karanglo, Sunandar meeminta wrga tidak perlu khawatir dan resah lantaran kematian warga di desanya itu normal, bukan sebab tertentu yang perlu dikhawatirkan.
”Warga jangan resah, pihak dinas kesehatan sudah memastikan semuanya normal,” kata Kepala Desa, Sunandar. (kim)