kotatuban.com-Puluhan pedagang burung yang berjualan di belakang (selatan) Pasar Baru Tuban, berunjuk rasa di lokasi mereka berjualan. Aksi puluhan pedagang burung yang tergabung dalam paguyuban pedagang burung belakang pasar Tuban ini, meminta diberikan lokasi khusus berjualan burung atau pasar burung. Selama ini mereka berjualan burung di trotoar dan sebagian badan jalan
Para pedagang burung yang menggelar aksi dengan memasang sepanduk dan poster bertuliskan keluhan dan permintaan mereka. Aksi demo puluhan pedagang burung itu menjadi perhatian pengguna jalan yang melintas di jalan tersebut. Akibatnya, jalan belakang pasar yang juga tempat bongkaran pasar mengalami macet.
“Selama ini kami hanya menempati trotoar, kami ingin pemerintah juga memperhatikan kami, sama seperti pedagang lainya, “ kata Sukriswanto.
Tidak hanya menempelkan poster dan sepanduk di sangkar burung dagangan mereka. Para demonstran ini juga meletakan sebagian burung mereka ke badan jalan, sebagai bentuk protes kepada pemerintah.
Menurut pedagang, paguyuban pedagang burung itu sebenarnnya telah beberapakali mengajukan propsal kepada Pihak terkait. Namun, tidak mendapat jawaban, hingga ahirnya berbuntut pada aksi puluhan pedagang burung hari ini.
“Kami minta di sediakan lokasi bukan tanpa alasan. Selama ini jalur pasar sangat padat, tidak jarang arus juga macet, karena itu kami ingin di tempatkan dilokasikusus pasar burung,” sambung Sukiswanto.
Sayangnya, demo yang dilakukan puluhan pedagang burung itu tidak mendapat perhatian dari pemerintah, maupun instansi terkait, sehingga demo yang dilakukan para pedagang itu terkesan sia-sia.
Pantauan kotatuban.com di lapangan, pasar burung yang berada di sepanjang jalan belakang pasar memang cukup ramai. Berbagai jenis burung diperdagangkan dilokasi itu, mulai perkutut, kenari, parkit, cendet, hinga burung murai hasil penangkaran para peternak burung. Sayangnya lokasinya yang bercampur dengan pasar kebutuhan masyarakat, membuat kesan semerawut amat kental dengan lokasi itu. (kim)