oleh

Demo PMII Tuban Ricuh

kotatuban.com – Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tuban di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban, Rabu (18/01) berujung ricuh.

Kericuhan tersebut buntut dari kekesalan para mahasiswa tersebut karena tidak adanya ketua dan pimpinan DPRD Tuban. Bahkan, organisasi mahasiswa ekstara kampus (Omek) tersebut sempat mengswiping ruangan-ruangan yang ada digedung dewan, tapi tidak menemukan ketua maupun pimpinan dewan.

Sehingga, terjadi aksi dorong mendorong antara mahasiswa dengan petugas kepolisian yang mengamankan aksi demonstrasi tersebut tak terelakan. Aksi dorong mendorong tersebut dipicu lantaran anggota DPRD Tuban Tulus Setyoutomo yang sempat menemui para mahasiswa tidak mau memasang kain yang ditandatangani pengguna jalan sebagai pernyataan sikap tidak setujunya SKTM ditiadakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban.

”Kami kesini ingin menemui pimpinan anggota dewan. Tapi gedung mewah ini hanya ada satu anggota dewan. Anggota dewan hanya kungker-kungker saja tidak memikirkan rakyat. Bahkan, anggota dewan yang ada kita ajak memasang pernyataan sikap rakyat tidak mau,” teriak salah satu orator dalam aksi tersebut.

Bahkan, dalam aksi tersebut satu mahasiswa mengalami pingsan akibat aksi saling dorong dengan pihak kepolisian. Sehingga, mahasiswa yang pingsan tersebut harus dibopong keluar arena demostarasi.

Diberitakan sebelumnya, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tuban melakukan aksi demonstrasi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban, Rabu (18/01). 

Dalam aksi tersebut, para mahasiswa tersebut menolak kebijakan baru yang muncul dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban yang menghapus pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, melalui Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Namun, pada kesempatan yang sama justru melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) digunakan membeli mobil mewah untuk para pejabat.

Dalam aksinya, puluhan mahasiswa tersebut membawa berbagai tulisan diantaranya “Orang miskin dilarang sakit”, “Kembalikan SKTM Kesehatan”, dan berbagai tulisan lainnya. (duc)