kotatuban.com – Meski pembangunan pabrik PT Semen Indonesia (SI) masih dalam proses, namun, PT SI telah melakukan berbagai program Corporate Sosial Responsibility (CSR) kepada masyarakat di Kabupaten Rembang
Kepala Departemen CSR Semen Indonesia Wahjudi Heru mengungkapkan CSR itu meliputi bidang Pendidikan, Sosial, Kesehatan, Kesenian, Keagamaan dan Lingkungan. Dengan jumlah penyaluran senilai Rp 6 miliar lebih.
Data yang ada, mulai 2013 hingga Juli 2015, di Rembang telah ada 271 mitra binaan yang telah mendapatkan bantuan. Itu meliputi semua wilayah kecamatan di Kabupaten Rembang. Untuk total pinjaman dana bergulir, tambah Wahjudi Heru, telah dikucurkan senilai Rp 3 miliar lebih dengan bunga ringan sebesar 6 persen pertahun. Saat inipun, telah diupayakan pemberiaan bantuan yang bersifat ekonomi berkelanjutan.
”Tidak itu saja, program CSR yang dilakukan di bidang keagamaan juga telah memberikan bantuan dana pendidikan maupun pembangunan fisik di pendidikan formal maupun informal, termasuk didalamnya pondok pesantren,” paparnya.
Sementara itu dalam mengurai berbagai masalah pembangunan pabrik semen PT SI di Rembang, Jhawa Tengah, pihak SI menggelar deskusi dan lokakarya di Unair Surabaya.
Diskusi dan Lokakarya dengan topik Pengendalian Dampak Industri Semen Menuju Pembangunan Berkelanjutan Ditinjau dari Aspek Hukum, Lingkungan, Sosial dan Ekonomi di Kampus C Universitas Airlangga.
Dalam diskusi itu dihadirkan Guru Besar Hukum Universitas Padjajaran Prof Dr Daud Silalahi, Dr R Azizah SH dari Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unair.
Prof Daud, izin lingkungan tidak bisa diganggu gugat. Izin lingkungan yang telah dikeluarkan instansi resmi pemerintah telah melalui serangkaian uji dari para pihak. Dan itu pasti melibatkan para ahli di bidangnya serta telah mempunyai sertifikasi tertentu.
Sementara Dr R Azizah SH dari Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unair menengarai permasalahan Amdal Pabrik Semen Rembang terdapat konflik sosial budaya yang rumit. Karena itu LPPM Unair pun menurunkan banyak tim untuk mengurai benang kusut ini di antaranya dari Tim Ahli Lingkungan, Tim Ekonomi, Tim Hukum, Tim Sosial Budaya.
Tim Ahli lingkungan memberikan rekomendasi tentang kesediaan sumber daya alam (SDA). Pihak Semen Indonesia khususnya bidang Corporate Social Responsibility (CSR) harus memastikan ketersediaan SDA bagi warga sekitar ketika musim kemarau. Selain itu kajian tentang geohidrologi dan drainase agar dipertajam. Tim Unair juga merekomendasikan agar perusahaan melakukan pemeriksaan faal paru yang berkaitan dengan pencemaran debu.
Sementara dari Tim Ekonomi Unair, meyakinkan stakeholder tentang benefit proyek, perlu juga dihitung pengorbanan ekonomi masyarakat seperti alih fungsi lahan. Dihitung juga proyeksi pendapatan masyarakat setelah adanya proyek dibandingkan sebelum adanya proyek, menghitung manfaat ekonomis proyek yang berdampak multifier yang belum disinggung Amdal, melakukan kajian tentang dampak positif, misal adanya rumah sakit yang besar, adanya asuransi. CSR harus berimplikasi ekonomi secara utuh, instrumen apa yang memastikan keberhasilan tidak adanya dampak negatif, audit HAM untuk menetukan langkah selanjutnya (duc)