kotatuban.com – Lebih dari satu kilometer jalan di Dusun Mlaten, Desa Kebomlati, Kecamatan Plumpang, terputus setelah longsor terkikis oleh aliran air Bengawan Solo. Sehingga, jalan desa tersebut, sekarang tidak dapat dilintasi. Karena saat ini jalan tersebut telah berubah menjadi bantaran bengawan dan dipergunakan untuk menambatkan perahu milik warga setempat.
”Yang sekarang menjadi tempat penambatan perhu ini dulu jalan desa Mas, sekarang jalan itu sudah hilang dan menjadi bengawan,” terang, Sunggar (75), salah satu warga desa setempat kepada saat ditemui kotatuban.com, Sabtu (07/02).
Menurutnya, setiap tahun bengawan solo selalu mengikis tanah di desa setempat. Bahkan, selama dua tahun terakhir ini lebar tanah yang terkena abrasi aliran Bengawan Solo sekitar 15 meteran. Sehingga, jalan yang ada di Dusun Mlaten yang dulunya jalan telah dipaving kini berubah menjadi bengawan.
”Tidak hanya jalan desa saja yang hilang. Bahkan, tanah saya juga hilang dan saat ini berubah menjadi bengawan,” lanjut, Sunggar sambil menunjuk tanahnya yang saat ini telah menjadi bengawan.
Sementara itu, perangkat desa setempat, Abdullah, kepada kotatuban.com membenarkan kalau jalan di dusun setempat longsor terputus akibat tergerus air dari bengawan solo. ”Jalan yang hilang karena tergerus air dari aliran Bengawan Solo ini lebih satu kilometer dan lebar tanah yang hilang juga lebih dari 15 meter,” ungkapnya.
Menurutnya, hilangnya tanah milik desa dan milik warga tersebut bisa ditandai dengan adanya tiang listrik yang saat ini ada ditengah bengawan. Padahal, dulu tiang listrik tersebut berada di pinggir jalan.
”Kalau mau lihat jalan dulu dimana? Ya, itu masih ada tiang listrik yang sekarang terlihat separuh karena sudah jadi bengawan,” terang perangkat desa tersebut.
Baik perangkat desa maupun warga setempat berharap, keresahan warga Desa Kebomlati yang wilayahnya selalu tergerus aliran air Bengawan Solo tersebut segera mendapatkan perhatian dari pemerintah. ”Kami berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi abrasi di Kebomlati ini, sehingga masyarakat tidak merasa was-was lagi takut tanahnya hilang karena Bengawan Solo,” pungkasnya. (duc)