kotatuban.com-Meski penderita HIV dan AIDS di Tuban mengalami penurunan, namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat meminta warga mewaspadi penularan virus HIV dan AIDS tersebut.
Data di Dinkes Tuban menyebutkan, hingga Oktober tahun ini, Dinas Kesehatan mencatat ada 81 pendrita penyakit yang disebabkan oleh virus mematikan tersebut.
“Jumlah itu mengalami penurunan dibading tahun sebelumnya yang jumlahnya mencapai 99 penderita,” ujar Kepal Dinas Kesehatan (DInkes) Saiful Hadi, Jumat (23/10).
Penderita HIV AIDS di Kabupaten Tuban saat ini memang tercatat menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun hal tersebut justru diwaspadai, sebab, penderita HIV tidak dapat terlihat secara kasat mata dan penderita nampak sehat seperti orang tanpa HIV.
“Ini menjadi kewaspadaan kita bersama, sebab HIV bukan penyakit yang jumlahnya sedikit lantas menunjukan keberhasilan dalam penanganan, akan tetapi bisa saja penyebaranya tidak terdeteksi, ini yang lebih berbahaya, sebab secara nasional jumlahnya bertambah,” terang Saiful.
Dia menjelaskan, masa inkubasi dan perkembangan virus HIV dalam tubuh yang terjangkit cukup lama, mulai satu hingga tiga tahun, saat itu seseorang dengan HIV AIDS tidak akan nampak seperti orang yang sedang sakit, baru setelah masa inkubasi akan muncul gejala penyakit yang diakibatkan oleh virus HIV.
“Saat seperti ini yang paling rawan. Seseorang bisa saja menularkan virusnya kepada orang lain melalui hubungan seks dan kebiasaan tidak baik seperti berganti-ganti pasangan,” kata Saiful.
Sebagai wujud tanggap terhadap penyebaran dan bahaya HIV, Dinas Kesehatan membuka klinik pelayanan pemeriksaan di puskesmas dan di RSUD. Semua klinik HIV di seluruh Puskesmas dan RSUD Koesma akan melayani warga yang akan memeriksakan kesehatan kaitanya dengan HIV AIDS.
“Kami punya klinik di Puskesmas dan RSUD, warga yang merasa memiliki kebiasaan kurang sengan berhubungan dengan seksual, dapat memeriksakan kesehatanya, agar langkah pengbatan dapat dilaksanakan sejak dini,” terang Saiful. (kim)