kotatuban.com – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban, Saiful Hadi menilai masyarakat Tuban saat ini terlalu panik menghadapi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya, saat ini banyak masyarakat yang menganggap bahwa semua penyakit adalah DB.
”Sekarang ini banyak masyarakat yang beranggapan semua penyakit, utamanya yang diderita anak-anak adalah demam berdarah. Demam biasa katanya DB, kepala pusing dibilang DB. Ini yang mengakibatkan masyarakat itu panik,” ujar, Saiful Hadi kepada kotatuban.com, Rabu (02/03).
Lebih lanjut, Saiful mengatakan, dikatakan positif DB jika trombositnya di bawah 100 ribu. Selain itu, ciri-ciri fisik yang dapat dilihat dari penderita DB adalah panas tinggi, nyeri bagian uluhati, nafsu makan menurun, dan penderita pada hari ke 3 sampai hari ke 5 telapak tangannya dingin.
”Masyarakat harus mengenali ciri-ciri ini. Jangan setiap penyakit dikatakan DB, karena hal ini akan membuat kepanikan masyarakat lain,” ungkapnya.
Menurutnya, untuk menghindari penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk aedes aegepty paling efektif adalah gaya hidup bersih dan sehat. Seperti membudayakan gotong royong atau bersih-bersih lingkungan secara rutin. Selain itu, juga menguras bak mandi atau tampungan air secara rutin satu minggu sekali.
”Paling efektif untuk menghindari DB ini dengan budaya hidup bersih. Mari kita galakkan kembali budaya gotong royong, karena budaya gotong royong ini kita yakini cara paling ampuh untuk penanggulangan DB. Dan kalau foging atau pengasapan itu hanya mematikan nyamuk dewasa saja bukan jentiknya,” ujar Saiful.
Di Tuban sendiri, lanjut Saiful, pada bulan Februari penderita DB menurun jika dibandingkan dengan bulan Januari. Pada Februari ada 31 penderita DB sedangkan pada Januari ada 36.
”Bahkan pada bulan Januari ada 1 orang meninggal dunia akibat DB ini. Dan pada bulan Februari tidak ada korban,” pungkasnya. (duc)