oleh

Ditjen PSP Kementan RI Pantau Serapan Gabah Petani

Direktur Pembiayaan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan RI, Ir. Mulyadi Hendrawan saat kunker di Tuban
Direktur Pembiayaan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan RI, Ir. Mulyadi Hendrawan saat kunker di Tuban

kotatuban.com – Direktur Pembiayaan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan RI, Ir. Mulyadi Hendrawan didampingi Dandim 0811 Tuban, Letkol Inf Sarwo Supriyo melakukan pemantauan langsung serapan gabah petani (Sergap).

Dua lokasi persawahan yang berada di Desa Kebon Agung dan Pekuwon, Kecamatan Rengel, dipantau secara langsung oleh rombongan tersebut. Selain itu, Ir. Mulyadi Hendrawan dan Dandim Tuban juga berdialog secara langsung dengan para petani.

“Kunjungan ini untuk memantau serapan gabah petani,” terang Ir. Mulyadi Hendrawan, Kamis (28/07).

Pihaknya secara khusus melakukan kunjungan ke kelompok tani Rukun Santoso di Desa Kebon Agung dan Kelompok Tani Tri Tunggal di Desa Pekuwon. Setelah itu, melakukan operasi serapan gabah dengan membeli langsung gabah hasil panen milik petani.

“Kami ingin memastikan serapan gabah di daerah-daerah bisa tercapai sesuai target yang telah ditetapkan,” terang Mulyadi di sela peninjauan itu.

Ia mengatakan, secara teknis pembelian gabah petani dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Bojonegoro.

“Target secara optimal dalam penyerapan gabah akan terus kita pantau,” terangnya.

Lebih lanjut, Mulyadi menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin gabah dari hasil panen petani lari ke luar daerah. Karena perilaku tengkulak yang tidak tanggung jawab atau mempermainkan harga ketika musim panen.

“Sebisa mungkin, padi itu bisa terserap sebanyak-banyaknya ke pihak Bulog di daerahnya,” pesan Mulyadi ini.

Sementara itu, Dandim Tuban, Letkol Inf Sarwo Supriyo, menargetkan bahwa serapan gabah harus tercapai, kalau bisa lebih, dan tidak boleh kurang. Hal itu bertujuan untuk menjaga swasembada pangan secara Nasional.

“Ini untuk swasembada beras, supaya Indonesia ke depan tidak lagi perlu impor beras, tapi harus ekspor. Serta kita menghimbau agar para petani tidak menjual hasil penen ke tengkulak,” terang Dandim. (yit)