oleh

Fatayat NU Tuban Bentuk Usaha Produksi Jilbab

Anggota Fatayat saat membuat kerudung
Anggota Fatayat saat membuat kerudung

kotatuban.com-Di era moderen seperti sekarang ini, kerudung (jilbab) tidak sebatas penutup aurat wanita muslim saja. Namun lebih dari itu, kerudung rupanya telah masuk kepada dunia tren dan fashion yang memiliki aneka ragam bentuk maupun corak yang disesuaikan dengan busana pemakai.
Di sisi lain, kerudung yang tidak hanya sebatas penutup aurat juga mendorong permintaan aksesoris penutup aurot muslimah semakin tinggi.
Menanggapi hal itulah sekelompok ibu-ibu Fatayat tergerak membuat dan memproduksi kerudung / hijab pelengkap busana wanita muslimah dengan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) Yasmin.

Menurut Ketua KUB Yasmin,  Fanita Lilyana (40), usaha bersama yang berjalan sekitar satu bulan lalu itu terbentuk melihat peluang pasar dengan kebutuhan jilbab yang semakin tinggi, terutama bagi wanita muslim.” Awalnya hanya iseng saja mas, dalam rapat kami sampaikan bagaimana jika membuat usaha jilbab, ternyata banyak yang setuju,”  kata Fanita.
Untuk sementara, usaha yang baru terbentuk itu hanya memproduksi jilbab untuk kalangan sendiri (Fatayat NU) dan belum melayani penjualan secara umum. Namun demikian pesanan dari berbagai Pimoinan Anak Cabang (PAC) se Kabupaten Tuban sudah banyak yang datang.

“Kebetulan anggota banyak yang mempunyai keahlian membuat kerajinan. Setelah rembukan akhirnya anggota PAC Fatayat Kota Tuban mengajukan proposal pelatihan bordir ke Dinas Perekonomian, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tuban dan disetujui,” jelas wanita kelahiran Sendangharjo, Kecamatan Tuban itu.

Setelah disetujui, lanjut Fanita, PAC Fatayat Kota Tuban memutuskan mengumpulkan setiap anggota yang ada di Ranting untuk ikut pelatihan bordir. Usai pelatihan, selama 10 hari, peserta diajak studi banding oleh Dinas Perekonomian ke tempat usaha bordir dan jahit di kecamatan Bangilan.” Kami diberikan pelatihan dan diajak ke daerah Bagilan untuk studi,” lanjut Fanita.

Dirasa cukup mendapatkan pengetahuan dan praktek bordir, 20 orang wanita yang sebelumnya diikutkan pelatihan memulai memproduksi kerudung sendiri. Dengan modal hanya Rp2 juta pinjam dari kas organisasi serta bantuan 5 mesin bordir dari Dinas Perekoomian Kabupaten Tuban.

“Alhamdulillah mas meski usaha pembuatan kerudung ini belum genap sebulan, namun kami sudah banyak orderan. Tiap PAC yang ada di Tuban juga sudah banyak yang memesan. Untuk harga bervariasi, mulai dari Rp13 ribu, Rp15 ribu, Rp25 ribu hingga Rp35 ribu,” kata wanita asli Tuban tersebut. (kim)