kotatuban.com – Ada yang unik pada prosesi yudisium yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas PGRI Ronggolawe Tuban. Pasalnya, pengukuhan sarjana tersebut bertemakan lingkungan, dan yudisium itu dilaksanakan ditepi Pantai Mangrove Kecamatan Jenu.
Sebanyak 42 calon sarjana tersebut melakukan prosesi sakral itu di atas pasir putih dibawah pohon cemara pantai mangrove. Para mahasiswa membentuk barisan melingkar lantas dibacakan SK Yudisium. Usai dibacakan SK yudisium para sarjana itu diminta untuk mencium bendera merah putih dan bendera kampus sebagai petanda sahnya mereka menjadi sarjana. Saat mencium kedua bendera inilah instrument lagu darah juang mengiringi proses tersebut.
Setelah upacara yudisium usai, peserta meletakkan harapan dan mimpinya yang ditulis didalam kertas itu diatas perahu kecil berukuran dua meter. Peserta bersama-sama menuju ke bibir pantai lantas melarungkan perahu itu ke pantai. Sebagai petanda melarungkan harapan-harapannya agar kelak tercapai.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unirow Tuban, Satya Irawatiningrum mengatakan yudisium memang sengaja digelar dipantai. ”Ini untuk mengingatkan para sarjana. Sebab, kelak mereka harus tetap peduli dengan alam. Apapun profesinya kelak,” katanya.
Alumnus magister ilmu komunikasi UNS Solo itu menuturkan, yudisium itu juga berbasis lingkungan. Sehingga, para peserta yudisium juga diajak untuk menanam pohon. ”Kita mengajak agar lingkungan ini harus tetap dijaga,” kata dia.
Menurutnya, sarjana yang dikukuhkan itu adalah sarjana ilmu politik dan ilmu komunikasi. Dengan yudisium di alam agar kelak saat menjadi praktisi politik ataupun praktisi komunikasi para sarjana itu tetap ingat pada rakyat dan alam.
”Dengan kegiatan ini kita berharap agar kelak para sarjana ini profesinya apa saja tetap ingat dengan alam,” pungkasnya. (duc)