oleh

FPLT Tolak Berdirinya Pabrik Semen Baru di Tuban

kotatuban.com – Forum Peduli Lingkungan Tuban (FPLT) meminta pemerintah menyetop pendirian pabrik semen baru di Pulau Jawa khususnya di Tuban. Pasalnya, alih fungsi kawasan lindung ke industri dinilai menjadi pemicu kenaikan bencana ekologis, diantaranya, banjir, kekeringan, maupun tanah longsor.

”Bencana alam yang melanda Indonesia khususnya di Pulau Jawa akhir-akhir ini, salah satunya diakibatkan berkurangnya kawasan hutan lindung,” ujar Koordinator Lapangan Forum Peduli Lingkungan Tuban (FPLT), Agil, kepada kotatuban.com saat melakukan aksi teaterikal di Taman Makam Pahlawan (TMP) Jalan Pahlawan Tuban, Rabu (29/03).

Kerusakan lingkungan di Bumi Wali ini ditengarai akibat kegiatan pertambangan. Selain itu, pertambangan juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Di mana banyak penduduk yang bermukim di sekitar tambang Tuban, menderita penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

Pemerintah harus antisipasi terhadap dampak pertambangan, baik itu dampak ekonomi, sosial, maupun budaya. Keberadaan pabrik semen di Tuban tetap harus dikawal. 

Sekarang ini, di Tuban sudah ada 6 pabrik semen, yakni, milik PT Semen Gresik 4 pabrik di Kecamatan Kerek dan dua pabrik milik PT Holcim Indonesia di Kecamatan Tambakboyo. 

Sedangkan, dua pabrik semen baru yakni Abadi Semen di Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak, dan Semen Uniment di Kecamatan Tambakboyo harus dihentikan. Dikhawatirkan bertambahnya dua pabrik baru ini, bakal menambah daftar kerusakan alam di wilayah Kabupaten Tuban.

”Pemerintah juga harus menghentikan pertambangan ilegal di Tuban. Jangan sampai ladang pekerjaan tersebut terus mengorbankan nyawa rakyat kecil. Kita lihat hampir setiap tahun ada korban yang tertimpa batu kapur/karst,” ungkapnya.

Aksi peduli lingkungan yang dilakukan oleh FPLT tersebut juga serentak dilakukan se-Indonesia oleh aktifis lingkungan, yang tujuannya mendorong pemerintah menetapkan tanggal 28 Maret sebagai Hari Karst Nasional.

Pada kesempatan tersebut FPLT juga mengkritisi masih tingginya angka kemiskinan di Tuban yang tak beranjak dari angka 17 persen, di atas rata-rata nasional. Hal ini sebagai bukti keberadaan pabrik semen, belum menyejahterakan warga miskin.

Beberapa tuntutan FPLT tersebut disampaikan dalam bantuk aksi treatikal, dan pungut sampah di sepanjang jalan Pahlawan, Veteran, Panglima Sudirman, Pemuda, Basuki Rahmat, Kalijaga, dan berakhir di bundaran Patung Letda Sucipto dengan orasi.

Terakhir puluhan peserta aksi yang tergabung di FLPT, langsung menuju makam almarhum Edy Toyibi, dedengkot lingkungan Tuban untuk berziarah. 

”Kita juga akan melakukan ziarah ke makam Mas Edy Toyibi, yang kita sebut sebagai pahlawan lingkungan Tuban. Dan kita akan meneruskan perjuangan beliau,” pungkasnya. (duc