kotatuban.com – Beberapa karyawan dan dewan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Singgahan melakukan protes ke sekolah. Pasalnya, gaji guru dan karyawan diduga dilakukan pemotongan oleh oknum pihak sekolah tanpa konfirmasi terlebih dahulu kepada yang berhak.
Untuk besaran nominal pemotongan gaji yang dilakukan oleh oknum sekolah berbeda-beda, hal itu disesuaikan dengan jumlah gaji yang diterima masing-masing guru maupun karyawan. Tetapi sejauh ini pemotongan gaji tersebut tidak jelas digunakan untuk apa.
”Dana dari pemotongan gaji itu tidak ada kejelasan dialokasikan atau dipergunakan untuk apa. Dan tidak ada pertanggungjawabannya,” jelas sumber dari internal sekolah yang namanya enggan disebutkan, Kamis (08/02).
Sedangkan, pemotongan gaji beberapa guru dan karyawan sendiri telah dilakukan sejak beberapa bulan yang lalu. Sehingga, hal tersebut dirasa sangat merugikan baik bagi guru maupun untuk karyawan sekolah tersebut.
Akibat dari pemotongan gaji itu, muncul surat pernyataan yang mengatasnamakan keluarga besar SMKN I Singgahan yang merasa keberatan. Bahkan meminta agar perkara itu diusut tuntas, dan jika terbukti ada pelanggaran meminta agar oknum sekolah diberikan saksi tegas.
”Kita minta oknum yang melakukan pemotongan itu agar ditindak tegas, minimal dipindah dari SMKN 1 Singgahan,” ungkapnya.
Sehingga, kondisi tersebut memunculkan surat pernyataan tentang mosi tidak percaya terhadap kebijakan Kepala Sekolah SMKN 1 Singgahan, Wahjoe Djatmiko. Surat tersebut ditujukan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Cabang Tuban, dan berisi 9 poin.
Salah satu poin isi surat tersebut terkait kebijakan kepala sekolah yang dinilai sewenang-wenang terhadap guru dan karyawan. Karena diduga membuat kebijakan pemotongan gaji tanpa ada sosialisasi terlebih dahulu kepada guru dan karyawan.
Kepala Sekolah SMKN I Singgahan Wahjoe Djatmiko, menepis tudingan adanya pemotongan gaji guru maupun karyawan. Selain itu, dia mengaku besaran gaji telah diberikan sesuai, tanpa ada pemotongan apapun.
”Adanya pemotongan gaji tidak benar. Ini juga kita telah melakukan klarifikasi dengan dihadiri pengawas sekolah terkait adanya kabar pemotongan gaji itu,” pungkasnya. (duc)