kotatuban.com-Kenaika harga beras di Kabupaten Tuban rata-rata Rp500 per kilogram, membuat Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre V, Tuban Bojonegoro mewaspadai tren kenaikan bahan pokok tersebut. Bulog telah berkordinasi dengan otoritas terkait jika diperlukan untuk melaksanakan langkah Operasi Pasar (OP).
“Tugas kami adalah menjaga stabilitas harga beras, jadi sangat mungki akan lakukan operasi pasar jika harga mulai bergejolak, ” ujar Kabulog Sub Divre Tuban Bojonegoro, Efdal MS, kepada kotatuban.com, Rabu (8/1).
Efdal mengatakan, kenaikan harga beras yang terjadi saat ini adalah hal wajar. Sebab, akhir tahun hingga awal tahun permintaan beras cenderung tinggi. Kenaikan harga beras bukan karena stok beras berkurang. Alasan tersebut cukup mendasar karena Bulog masih punya stok beras yang cukup untuk kebutuhan satu tahun mendatang.
“Sebagaimana hukum pasar, tingginya permintaan akan selalu diikuti dengan kenaikan harga barang, kami terus menjaga keberadaan beras denga menjaga stoknya selalu aman,” kata Efdal
Tercatat selama sepekan terakhir, harga beras di pasaran rata-rata naik sebesar 1,5 persen. Harga beras kualitas biasa saat ini Rp7.300 per kilogram, sebelumnya Rp7.100. Harga beras kualitas medium (Sedang) dari Rp8.000 per kilo menjadi Rp8.500, per kilo, harga beras kualitas baik dari harga Rp8.500 per kilo saat ini menjadi Rp9.000 perkilogramnya. Sementara untuk beras kualitas super harganya mencapai Rp9.100 hingga Rp9.250 per kilogramnya.
Efdal mengaku, meski melakukan kordiasi dengan otoritas terkait, langkah OP dalam waktu dekat belum akan dilakukan oleh Bulog, karena kenaikan beras masih di bawah batasan maksimal 25 persen dari harga awal.” Sementara ini kami belum lakukan operasi pasar, apalagi kenaikan harga itu rata-tara adalah beras premium bukan beras biasa. Kami juga baru selesai lakukan oprasi pasar beras premium yang dilakukan jelang natal dan tahun baru kemarin,” paparnya.
Efdal juga menjelaskan, kenaikan beras itu tidak akan berlangsung lama, sebab akhir Januari ini pihak Bulog akan menyalurkan beras miskin (Raskin) di seluruh wilayah Kabupaten Tuban. Sehingga arus pembelian wilayah pinggiran akan berkurang dengan adanya beras miskin tersebut.” Jika beras ada arus pembelian akan menurun, dengan demikian harga akan berangsur stabil,” terangnya. (kim)