Harga Daging Tinggi, Omset Pedagang Turun 40 Persen
kotatuban.com-Harga daging sapi di sejumah pasar tradisional di Kabpaten Tuban cukup tinggi. Bukan hanya konsumen yang mengeluhkan tingginya harga daging, tapi, pedagang pun mengeluhkan tingginya harga. Sebab, mahalnya harga dagingbsapi itu justru memicu penurunan omzet penjualan sebesar 40 persen.
Seperti yang terpantau di pasar Baru Tuban, Jalan Gajahmada Tuban, harga daging sapi masih berada dikisaran Rp100.000 hingga Rp110.000. Per kilogram. Padahal harga normal daging sapi berkisar Rp80.000 hingga Rp90.000 per kilogram.
“Kalau mahal seperti ini pembeli juga sedikit, paling ya langganan warung atau pedagang bakso saja yang masih seperti biasa,” ujar Fuad Amin, pedagang daging sapi di pasar Baru Tuban, Rabu (27/01).
Fuad menuturkan, pencabutan pajak pertambahan nilai untuk sapi impor ternyata sama sekali tidak berpengaruh terhadap harga jual daging sapi di pasaran.
Mahalnya harga daging sapi msmbuat pedagang daging sapi klimpungan karena pelangganya beralih mengkonsumsi daging ayam yang harganya lebih terjangkau.
“Kalau konsumsi rumah tangga mending beli ayam Mas, lebih ekonomis,” katanya.
Akibat kondisi ini, omzet pedagang sapi turun drastis mencapai mencapai 40 persen dibanding jika harga daging sapi normal. Para pedagang mengaku mampu menghabiskan hingga 3 ekor sapi atau lebih dari 600 kilogram daging sapi per hari. Namun, saat ini maksimal hanya satu ekor saja, itu pun tidak pasti habis terjual.
“Sekarang satu ekor sapi kadang tidak habis,” keluh pedagang daging sapi itu,
Selain penurunan omzet penjualan, para pedagang juga dipusingkan dengan pasokan sapi yang makin langka di tingkat peternak. Pasokan sapi hanya diperoleh dari pengusaha berskala besar dengan harga yang sangat mahal.
“Mungkin ada permainan importir, atau pengusaha besar yang sengaja, kami berharap pemerintah segera turun tangan,” imbuh Fuad.
Sementara itu, Kepala Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar) Kabupaten Tuban, Farid Achmadi saat dikonfirmasi mengatakan, tingginya harga daging sapi saat ini dimungkinkan akibat permintaan yang tidak seimbang dengan stok di pasaran, sehingga berlaku hukum pasar.
“Sebagaimana hukum pasar, jika stok dipasaran tidak seimbang dengan permintaan, kenaikkan harga akan berlaku,” kata Farid. (kim)