oleh

Harga Gabah Anjlok Akibat Banjir

Petani panen dini sisa banjir
Petani panen dini sisa banjir

kotatuban.com – Ibaratnya Petani di Desa Plandirejo, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban sudah jatuh malah tertimpa tangga. Bagaimana tidak, tanaman padi mereka terendam banjir dan terpaksa dipanen dini. Celakanya gabah sisa banjir Benagwan Solo dan Avour Kuwu, harganya anjlok, sehingga, petani terus merugi.

Harga Gabah Kering Panen (GKP) turun drastis dari Rp3.300,- per kilogram menjadi kisaran Rp2.000,- saja per kilogramnya. Penurunan harga secara drastis ini, diduga akibat buruknya kualitas hasil panen karena padi terlalu lama terendam babnjir.

Salah satu petani setempat, Sa’i mengaku rugi besar akibat rendahnya harga gabah ini. Kondisi ini, makin diperparah dengan merosotnya hasil panen, sebab rusaknya tanaman akibat banjir. Jika saat normal, sepetak sawah berukuran 200 meter persegi miliknya mampu menghasilkan 2 ton gabah. Namun, selama banjir ini, hanya mampu menghasilkan 1,5 kwintal saja, atau turun sebesar 5 kwintal. Dampaknya, iapun harus menanggung kerugian hingga mencapai kisaran Rp3,5 juta pada musim panen kali ini.

“Parah sekali mas, padi saya kebanjiran jadinya rusak, hasil panen turun hampir setengah dari musim lalu. Susahnya lagi, harganya jadi rendah, yang seperti ini hanya laku dua ribu saja perkilonya,” keluh Sa’i.

Merosotnya harga gabah ini diduga akibat kualitas gabah yang buruk terendam banjir. Sebagian besar Tanaman padi membusuk karena terlalu lama terendam air. “Wah padi saya ini mulai kebanjiran sejak umur 70 hari, karena tak kunjung surut jadinya rusak, beberapa tidak dapat dipanen karena telah membusuk dan berbau tak sedap,” tambahnya. (yit)