kotatuban.com – Hearing warga Desa Mentoso dan Desa Remen, Kecamatan Jenu dengan Pertamina bersama Komisi A DPRD Tuban terkait pembebasan lahan untuk pembangunan kilang minyak kerjasama antara Pertamina dengan perusahaan minyak asal Rusia Rosneft digedung dewan berlangsung tegang, Kamis (04/01).
Ketegangan tersebut terjadi saat perwakilan dari Pertamina menerangkan kepada warga terkait dasar rencana pembangunan Kilang New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban.
”Kami tidak akan menjual tanah kami kepada Pertamina apapun alasannya,” teriak warga sambil berdiri dan menghampiri perwakilan Pertamina.
Sontak ketegangan tersebut membuat Ketua DPRD Tuban Miyadi, Ketua Komisi A DPRD Tuban Agung Supriyanto, dan anggota kepolisian yang mengawal hearing tersebut menenngkan warga yang tersulud emosi tersebut.
”Kami berharap semua warga tenang dan tidak terpancing emosi terkait musyawarah dengan Pertamina terkait pembebasan lahan ini. Sehingga, nantinya akan menghasilkan yang terbaik, baik untuk warga maupun Pertamina,” ungkap Miyadi.
Menurutnya, program pembangunan kilang tersebut bukan program Pertamina, tapi program pemerintah yang ditugaskan kepada Pertamina untuk melaksanakan program itu. Dewan juga telah ke Pertamina dan meminta bahwa tenaga kerja masyarakat lokal.
”Kita akan terus mengawal program perintah ini. Dan kita sudah ke Pertamina dan meminta agar tenaga kerja mengutamakan warga lokal,” tandasnya.
Sementara itu, Vice President Asset Investment and Divestment Direktorat SDM TI & Umum PT Pertamina (Persero) Achmad Syaihu Rais mengapresiasi pertemuan warga dengan Pertamina yang inisiasi Komisi A DPRD Tuban tersebut.
”Untuk penolakan-penolakan itu sudah biasa terjadi pada pembangunan kilang minyak baru. Dan kita akan memperbaiki cara komunikasi kita kepada warga akan lebih baik lagi,” pungkasnya. (duc)
Comments are closed.