oleh

Insentif GTT dan PTT Naik 50 Persen

IMG_2886kotatuban.com – Insentif (honor) untuk Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dilingkungan Dinas Pendidikan akan dinaikkan 50 persen dari Rp500.000 per bulan menjadi Rp750.000 per bulan. Kenaikkan insentif  telah disepakati antara eksekutif dan legeslatif dan bakal dimaukkan dalam APBD 2017 mendatang.

Informasinya, legeslatif sebetulnya mengusulkan kenaikkan honor GTT dan PTT 100 persen, namun, dengan berbagai pertimbangan akhirnya hanya disepakati 50 persen.

“Kami beberapa waktu lalu memang mengusulkan kenaikkan isentif sampai satu juta rupiah, jika memang hanya realisasi segitu tentu tetap harus disyukuri, memang anggaran terbatas,” ujar Wakil Ketua Komisi C DPRD Tuban Tri Astuti, Sabtu (06/08).

Dijelaskan ada beberapa pertimbangan soal kenaikkan insentif GTT yang diusulkan, diantaranya soal biaya hidup layak yang terus meningkat dan jauh dari honor yang diterima GTT selama ini, yakn, Rp 500.000 per bulan, selain itu juga profesi guru sebagai pendidik yang tidak ringan.

“Setidaknya jangan terlalu jauh dari upah minimum, kami dari Komisi C DPRD akan berupaya mendorong agar kesejahteraan para pendidik ini diperhatikan,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidkan Pemuda dan Olahraga, Sutrisno membenarkan jika insentif guru tidak tetap yang masuk ketargori dua dengan jumlah sekitar 383 orang akan dinaikkan menjaadi Rp750.000 per bulan dari insentif sebelumnya Rp500.000 per bulan. Insentif tersebut akan direalisasikan pada Aggaran Pendatapat dan Belanja Daerah (APBD) 2017.

“Memang benar, namun, realisasinya pada anggaran 2017, sebab PAK tahun ini belum memungkinkan, kami minta rekan-rekan guru bersabar. Kami menyadari memang nilai sebelumnya tidak terlalu banyak, namun, harus disikapi dengan baik,” kata Sutrisno.

Dia berharap, setelah insentif dinaikkan, para guru juga meningkatkan kualitas dan kinerja mereka sebagi pendidik.

“Tetap bertanggungjawab, dan kami yakin guru di Tuban ini memahami dan akan tetap menjalankan tugasnya dengan profesional sebagai tenga pendidik,” imbuhnya. (kim)