kotatuban.com – Mengisi liburan sekolah tidak harus berkunjung ke tempat wisata yang harus menguras banyak uang. Namun, mengisi liburan sekolah bisa dengan bermain tradisional.
Seperti halnya yang lakukan anak anak Sekolah Dasar Negeri (SDN), di Desa Pakel, Kecamatan Montong. Mereka memilih mengisi liburan sekolahnya dengan bermain dalam permainan tradisional yakni dakon dan obak gunungan.
Permainan yang hampir punah tersebut sengaja dilestarikan oleh pelajar SD agar tidak tergerus dengan gelombang permainan modern. Permainan tradisional dakon dan obak gunungan itu sengaja digelar anak-anak setiap hari di halaman rumah salah satu tetangga mereka.
”Setiap hari anak-anak kita ajak bermain tradisonal, seperti dakon dan gunungan di sini selama liburan sekolah,” ujar Husnul Khotimah, pemilik rumah yang digunakan untuk bermain, Sabtu (02/01).
Menurutnya, dakon sebenarnya alat bermain congklak, yang dulunya terbuat dari kayu dengan panjang 50 centi meter, lebar 20 cm, dan tebal 10 cm. Jumlah lubang dakon minimal 12 buah dan populernya menggunakan media kayu dan biji buah seperti sawo dan klereng.
”Dan saat ini rumahan untuk dakon sudah ada yang terbuat dari plastik dan dijual ditoko,” ungkapnya.
Selain permainan dakon, anak anak juga mengisi liburannya dengan permainan obak gunungan. Maksud obak gunungan ini adalah untuk menyehatkan tubuh karena gerakan yang harus dipakai dengan cara mengangkat kaki baik kiri maupu kanan yang lincah.
”Untuk menisi hari libur kami bersama teman teman bermain dakon dan obak gunungan. Obak gunungan ini untuk kelincahan,” kata Niluh Cahya Safitri, siswi kelas 6 SDN Pakel.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Bidang Pemuda, Pordikmas dan Jarahnitra, Disdikpora Tuban, Rosul, menyatakan, permainan tradisional dakon dan obak gunungan milik budaya nusantara ini harus dilestarikan agar tetap eksis di tengah banyaknya permainan modern.
”Dari pada keluyuran yang tidak manfaat lebih baik bermainan mainan tradisional seperti dakon dan obak gunungan. Selain bermain ini juga melestarikan budaya Indonesia yang saat ini sudah mulai digeser dengan permainan moderen,” pungkasnya. (duc)